Skip to main content

Cara Menurunkan Berat Badan (Jenis-Jenis Diet)

Demi memiliki tubuh ideal, banyak cara dilakukan. Mulai dari olahraga hingga mengatur pola makan (diet). Sayangnya banyak yang mengikuti metoda diet yang keliru -mengikuti tren atau mengikuti saran dari teman. Lantas, diet seperti apa yang sehat dan aman untuk tubuh?    

Bermacam-macam diet
Bicara tentang bagaimana cara mengurangi berat badan, ada banyak cara yang telah diciptakan. Tujuannya, mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkan! Dari masa ke masa pola diet terus berkembang, bahkan dengan cara ekstrim yang tak terbayangkan sebelumnya. Seperti yang pernah terjadi tahun 1950-an tentang penggunaan cacing untuk diet.

  • Cacing parasit yang hidup di usus mengisap nutrisi dan menyebabkan kehilangan berat badan. Beberapa orang mulai menelan kista cacing pita untuk bisa makan banyak tanpa harus memikirkan berat badan. Alhasil, diet ini menuai kontroversi karena faktanya sungguh menakutkan. Cacing tersebut dapat tumbuh hingga 25 kaki dan mengakibatkan kejang, menyebar ke otak hingga menyebabkan meningitis ataupun demensia. 
  • Begitu pula para pengusaha rokok di AS (tahun 1920an) yang ‘mengklaim’ rokok dapat menghilangkan nafsu makan. Hal ini tentu saja tidak dapat dibenarkan. Yang tak habis pikir, sampai saat ini, masih banyak yang berpikir demikian.
  • Kemudian berkembang lagi food combining, Diet Golongan Darah, metoda akupunktur, hingga yang terbaru beberapa waktu lalu tersiar tentang Diet Semangka.  
  • American Dietetic Association melaporkan, semangka mengandung 91 persen air yang kemudian bertindak sebagai diuretik alami. Sedangkan Mayo Clinic menjelaskan efek diuretik pada semangka membuat orang akan sering buang air kecil, sehingga mengurangi jumlah retensi air dalam tubuh. Retensi air dalam tubuh ini yang sering menyebabkan perut buncit. Menurut National Watermelon Promotion Board, dua porsi mangkuk irisan dadu semangka mengandung karbohidrat 21 g, gula 20 g, serta tidak mengandung lemak dan kolesterol.  


Pahami arti diet 
Dari sekian banyak orang yang melakukan diet, tak sedikit pula yang gagal menjalaninya. Kalaupun berat badannya turun, namun dalam beberapa hari akan kembali naik, bahkan lebih dari BB awal sebelum program dijalankan. Menurut dr Irzan Nurman, MS (Biomed. Eng), Msc, Acp, CHt dari Fit Skin Center, Jakarta Pusat, kesalahannya adalah dalam memahami diet sehingga tujuan awal tidak tercapai. Tujuan awalnya adalah mengurangi berat badan (BB).
"Inilah yang sering terjadi pada pasien saya. Mereka cepat puas BB-nya sudah turun, padahal belum ideal," aku Dokter spesialis yang menempuh pendidikan selama empat tahun di China guna mengantongi WHO Certified Accupuncture. 
Irzan menekankan pentingnya pemahaman terlebih dulu tentang apa sebetulnya diet. Diet secara general diartikan sebagai pola makan, lebih sempit lagi dimaknai proses pola makan yang sifatnya untuk menurunkan BB. Jadi diet bukan berarti membatasi makanan karena tubuh kita membutuhkan beragam makanan, dalam persentase tertentu dengan komposisi seimbang.
"Namun, kesalahan yang terjadi selama ini, kita tidak fokus pada bagaimana sebenarnya metabolisme tubuh kita. Kita hanya berpikir mengurangi makanan kita bukan berpikir bagaimana kita mempertinggi metabolisme tubuh," imbuh pria kelahiran Bandung 10 Juli 1977.
Ia menambahkan, metabolisme turun karena tidak ada inputnya. Kalau kalori tidak dibakar sempurna, maka akan disimpan sebagai cadangan, menjadi lemak yang menumpuk. Untuk itu, bagaimana cara kita meningkatkan metabolisme tubuh. 

Pertama, bagaimana mengatur pola makan dengan 6x makan, dibagi menjadi 3x makan besar, dan diselingi dengan 3x camilan. Contohnya, diet semangka dimana semangka bukan dikonsumsi sebagai menu pokok melainkan baik dikonsumsi sebagai jus tanpa gula pada waktu sarapan, makanan ringan (snack) menjelang makan siang, serta makanan penutup (dessert) setelah makan siang atau makan malam. 

Kedua, mulailah bergerak! “Dengan bergerak, minimal 150 kalori per hari sudah terbakar. Contoh sederhana, jalan keliling kompleks, ke tempat makan siang dengan berjalan kaki, kalau yang hobi shopping, keliling mal 4 lantai bisa dilakukan,” saran Irzan.

Diet kalori seimbang
Berapa kalori yang dibutuhkan oleh tubuh? Kita dapat mengetahuinya dengan menghitung Basal Metabolic Rate (BMR) yaitu kalori yang dibutuhkan disaat tubuh tidak melakukan apapun. Karena walau tidak melakukan apapun, tubuh tetap melakukan fungsinya. Di sinilah mengapa tubuh tetap memerlukan kalori. 
Dengan diet sembarangan, kita telah membatasi hak tubuh untuk mendapatkan kalori guna menjalani fungsi-fungsi organ tubuh secara normal. Untuk menjaga berat badan ideal penuhilah komposisi makanan dengan 55 persen karbohidrat, 25 persen protein, 20 persen lemak. 

Tanamkan konsep tubuh ideal
Ditambahkan oleh Irzan, penting juga kita memiliki konsep tubuh ideal seperti apa yang kita mau. Ketika kita dapat merasakan bagaimana bahagianya memiliki tubuh ideal, itulah sebetulnya yang sangat membantu untuk menemukan tujuan dari proses diet ini.
Konsep ini menjadi dasar untuk melangkah ke program diet kalori seimbang selanjutnya. Ingat, tingkatkan metabolisme, ukur kira-kira berapa kalori yang kita butuhkan, dan jangan lupa untuk tetap bergerak. (Sumber: Tabloid Mom & Kiddie)

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen

Garis Besar Usaha Kesehatan

PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu : 1. Usaha pencegahan (usaha preventif) Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu : Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah Pemeriksaan dan p

Kenali Beberapa Pemicu Bayi Besar

Badan yang subur acap kali dijadikan salah satu indikator kemakmuran seseorang. Demikian halnya anggapan yang salah di kalangan masyarakat yang kerap menganggap anak gemuk itu lucu dan sehat. Padahal tidak demikian, kelebihan berat badan (overweight) apalagi obesitas saat ini sudah menjadi sebuah epidemi global yang perlu segera diatasi dan dicegah karena dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan. Tak hanya pada orang dewasa, kegemukan yang terjadi sejak masa kanak-kanak dapat menyuramkan kondisi kesehatan si anak pada kemudian hari. Dengan kata lain, anak yang kegemukan sejak kecil diprediksi bakal lebih cepat mengalami gangguan kesehatan. Sejumlah studi bahkan menyimpulkan, anak-anak yang kelebihan berat badan sejak usia kurang dari 10 tahun akan menghadapi ancaman stroke pada usia 40, bahkan bisa dimulai sejak usia 30. Cukup menyeramkan kan? Nah, terkait janin besar, memang ada kemungkinan si bayi mencapai berat badan normal seiring pertumbuhannya. Namun, perlu dipahami bahwa bobo