Artritis Rematoid (AR) merupakan jenis penyakit autoimun. Artritis Rematoid (AR) menyerang sistem kekebalan tubuh dan seluruh persendian. Sehingga sistem kekebalan tubuh akan berbalik menyerang jaringan persendian yang sehat dan pada akhirnya seluruh persendian penderita Artritis Rematoid (AR) akan terasa kaku. Rasa kaku terjadi karena pembengkakan bantalan sendi, yang merupakan reaksi peradangan. Pembengkakan ini menyebar ke seluruh tubuh hingga membuat penderitanya mengalami keterbatasan gerak. Keterbatasan gerak perlahan mengakibatkan kelumpuhan pada penderita.
Artritis Rematoid (AR) bukan penyakit orang tua akan tetapi dapat juga terjadi di usia muda. Penyakit ini sudah menampakkan gejala sejak usia muda. Dengan mengetahui gejalanya sejak dini, maka diagnosis dan terapi bisa segera dilakukan. Proses diagnosa dan terapi yang segera dilakukan, menentukan cepatnya pemulihan penderita.
Artritis Rematoid (AR) bisa diatasi dan diterapi sejak dini bila penderita mengetahuinya. Akan tetapi hal ini kerap terkendala karena masyarakat Indonesia kerap menganggap nyeri sebagai sesuatu penyakit yang biasa. Lebih lanjut, Dokter pun sering keliru dalam melakukan diagnosa terhadap pasien, nyeri sendi sering dianggap sebagai proses pengapuran (osteoarthritis) bagi penderita lansia.
Perbedaan antara Artritis Rematoid (AR) dengan pengapuran, adalah pada gejala klinisnya sejak dini. Misalnya, pada Pengapuran hanya terjadi di satu sisi, sedangkan Artritis Rematoid (AR) menyebar ke seluruh tubuh dan bersifat simetri.
Berikut gejala klinis penyakit Artritis Rematoid (AR):
1. Sendi meradang
Peradangan ditandai bengkak (nodul) pada daerah persendian. Kulit daerah peradangan biasanya sedikit kemerahan dan bersuhu lebih tinggi. Dari area peradangan juga kerap timbul rasa nyeri.
2. Gejala sistemik.
Karena merupakan penyakit sistemik, ada beberapa gejala lain yang menyertai Artritis Rematoid (AR). Gejala ini meliputi penurunan nafsu makan, berat badan, dan anemia. Penderita juga mengalami mudah lelah dan lesu.
3. Menyebar
Sebagai penyakit sistemik, Artritis Rematoid (AR) perlahan menyebar ke seluruh persendian dalam tubuh. Penyebaran biasanya dimulai dari tangan dan berlanjut ke siku, persendian dada, bahu, rahang, hingga lutut dan kaki.
4. Kaku di pagi hari.
Penderita Artritis Rematoid (AR) kerap mengalami rasa kaku ketika bangun di pagi hari. Rasa kaku ini bisa berlangsung lebih dari satu jam, dan membatasi aktivitas penderitanya.
Biasanya setelah satu jam penderita baru bisa bergerak. Gerakan ini juga tidak bisa bebas. Hal ini tentu sangat mengganggu penderita yang masih dalam usia produktif.
Dengan mengetahui gejala-gejala klinis diatas, maka diharapkan penderita Artritis Rematoid (AR) dapat secepatnya berkonsultasi pada ahli reumatologi agar bisa diatasi dan diterapi sejak dini.
Sumber:
dr Andry Reza Rahmadi, SpPD, MKes
Internist dari RS Hasan Sadikin, Bandung.
Bahan disampaikan pada Kampanye Edukasi Kenali Artritis Rematoid di Jakarta pada Kamis, 17 Oktober 2013.
Artritis Rematoid (AR) merupakan jenis penyakit autoimun, menyerang sistem kekebalan tubuh dan seluruh persendian. |
Artritis Rematoid (AR) bukan penyakit orang tua akan tetapi dapat juga terjadi di usia muda. Penyakit ini sudah menampakkan gejala sejak usia muda. Dengan mengetahui gejalanya sejak dini, maka diagnosis dan terapi bisa segera dilakukan. Proses diagnosa dan terapi yang segera dilakukan, menentukan cepatnya pemulihan penderita.
Artritis Rematoid (AR) bisa diatasi dan diterapi sejak dini bila penderita mengetahuinya. Akan tetapi hal ini kerap terkendala karena masyarakat Indonesia kerap menganggap nyeri sebagai sesuatu penyakit yang biasa. Lebih lanjut, Dokter pun sering keliru dalam melakukan diagnosa terhadap pasien, nyeri sendi sering dianggap sebagai proses pengapuran (osteoarthritis) bagi penderita lansia.
Perbedaan antara Artritis Rematoid (AR) dengan pengapuran, adalah pada gejala klinisnya sejak dini. Misalnya, pada Pengapuran hanya terjadi di satu sisi, sedangkan Artritis Rematoid (AR) menyebar ke seluruh tubuh dan bersifat simetri.
Berikut gejala klinis penyakit Artritis Rematoid (AR):
1. Sendi meradang
Peradangan ditandai bengkak (nodul) pada daerah persendian. Kulit daerah peradangan biasanya sedikit kemerahan dan bersuhu lebih tinggi. Dari area peradangan juga kerap timbul rasa nyeri.
2. Gejala sistemik.
Karena merupakan penyakit sistemik, ada beberapa gejala lain yang menyertai Artritis Rematoid (AR). Gejala ini meliputi penurunan nafsu makan, berat badan, dan anemia. Penderita juga mengalami mudah lelah dan lesu.
3. Menyebar
Sebagai penyakit sistemik, Artritis Rematoid (AR) perlahan menyebar ke seluruh persendian dalam tubuh. Penyebaran biasanya dimulai dari tangan dan berlanjut ke siku, persendian dada, bahu, rahang, hingga lutut dan kaki.
Gejala Menyebar inilah yang membedakan dengan pengapuran. Pada Pengapuran hanya terjadi di satu sisi, yaitu kanan atau kiri dan kaki atau tangan. Sedangkan Artritis Rematoid (AR) menyebar ke seluruh tubuh dan bersifat simetri, yaitu diderita anggota tubuh kanan dan kiri.
4. Kaku di pagi hari.
Penderita Artritis Rematoid (AR) kerap mengalami rasa kaku ketika bangun di pagi hari. Rasa kaku ini bisa berlangsung lebih dari satu jam, dan membatasi aktivitas penderitanya.
Biasanya setelah satu jam penderita baru bisa bergerak. Gerakan ini juga tidak bisa bebas. Hal ini tentu sangat mengganggu penderita yang masih dalam usia produktif.
Dengan mengetahui gejala-gejala klinis diatas, maka diharapkan penderita Artritis Rematoid (AR) dapat secepatnya berkonsultasi pada ahli reumatologi agar bisa diatasi dan diterapi sejak dini.
Sumber:
dr Andry Reza Rahmadi, SpPD, MKes
Internist dari RS Hasan Sadikin, Bandung.
Bahan disampaikan pada Kampanye Edukasi Kenali Artritis Rematoid di Jakarta pada Kamis, 17 Oktober 2013.
Comments
Post a Comment