Skip to main content

Penyakit Cacingan Masih Ancam Kesehatan Anak Indonesia


Infeksi cacing atau penyakit cacingan selalu menjadi penyakit yang mengancam kesehatan anak. Namun, bukan berarti penyakit ini terbebas dari para orangtua.

Perlu diketahui, penyakit cacingan sangat berpengaruh pada kesehatan, gizi, kecerdasan, dan produktifitas penderitanya. Secara ekonomi juga menyebabkan kerugian, karena cacing menghisap makanan ke dalam tubuh manusia, baik berupa karbohidrat dan protein, yang menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia.

Mengacu pada beberapa data yang cukup mengkhawatirkan menyebutkan, sekira 60-90 persen penduduk Indonesia masih menderita cacingan. Menurut data dari survei yang pernah dilakukan di Jakarta, terutama pada Sekolah Dasar menyebutkan, sekira 80 persen siswa SD di Jakarta Utara, 74,70 persen siswa di SD Jakarta Barat, dan 68,42 siswa SD di Jakarta Selatan menderita penyakit cacingan.

DIRJEN P2PL Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) mengungkapkan, selama ini ada tiga cacing yang selalu mengancam kesehatan anak, yakni cacing gelang, cacing tambang, dan cacing cambuk.

“Tiga jenis cacing seperti cacing gelang, cacing tambang, dan cacing cambuk. Cacing tambang ini yang paling bahaya. Bahkan, ketiga cacing ini yang ditulis oleh WHO untuk ditanggulangi permasalahannya. Prevalensinya sekira 20-30 persen anak Indonesia menderita cacingan,” paparnya dalam acara Program Edukasi Bahaya Cacingan di Sekolah & Hari Waspada Cacing Nasional, di fX Lifestyle X’nter, Jakarta Selatan, Kamis (8/7/2010).

Menjelaskan lebih lanjut mengenai perkembangbiakan ketiga cacing ini, Yoga memaparkan ketiganya berkembang di area yang berbeda.

Cacing gelang hidup di dalam usus halus dan masuk ke tubuh melalui makanan. Cacing cambuk berkembang di colon ascendens, masuk juga melalui makanan. Sedangkan cacing tambang berkembang di usus halus dan masuk melalui makanan dan kulit,” lanjutnya.

Kehidupan satu ekor cacing di dalam tubuh manusia tentu saja sangat mengancam kesehatan anak. Tahukah Anda, cacing yang ada di dalam tubuh juga menghisap darah manusia, hal ini paling sering dilakukan oleh cacing tambang.

“Satu ekor cacing gelang dapat menghisap 0,14 gram karbohidrat, 0,035 gram protein, sedangkan cacing cambuk 0,005 ml darah, dan cacing tambang 0,2 ml darah,” ucapnya.

Sayangnya, penyakit yang satu ini terkadang tak memberikan tanda-tanda yang jelas. Hal ini disampaikan Dr Dani Hendarman Supandji selaku dokter anak sekaligus Koordinator Indonesia Sehat-SIKIB.

“Penyakit cacingan bisa tidak disertai dengan gejala, kalau cacingnya tidak banyak. Jika pada satu penderita jika terdapat 5-6 cacing di dalam perut, ini juga bisa tidak disertai dengan gejala yang jelas dan tentu saja ini mengurangi gizi dari orang tersebut. Sementara gejala lainnya dapat dilihat dengan perut buncit. Cacing tambang termasuk dalam kategori cacing paling berbahaya, karena bisa menghisap darah dan menyebabkan anemia, selain itu bisa membuat buang airnya berdarah,” terangnya. 

Berbicara mengenai pencegahan, Dr Dani menyarankan akan lebih baik anak-anak mengonsumsi obat cacing setiap enam bulan sekali.

”Untuk pencegahan, akan lebih baik jika anak-anak di atas dua tahun setiap enam bulan sekali minum obat cacing. Karena usia dua tahun biasanya anak-anak sudah mulai main keluar, main tanah, mengenai dosis tergantung berat badan. Namun, dosis yang dianjurkan 10 miligram per berat badan. Kalau orangtua mau minum juga tidak apa-apa, itu juga kalau program bersih dan sehatnya tidak mereka laksanakan,” tutupnya.

Membebaskan anak-anak dari bahaya penyakit cacingan yang mengancam, Anda dapat melakukan tiga langkah pencegahan cacingan dengan "Gerakan 3J", seperti:
a)      Jaga kebersihan diri
b)      Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih yang mengalir sebelum dan setelah makan.
c)       Jaga kebersihan makanan
d)      Cuci dengan air bersih yang mengalir semua bahan makanan dan masak dengan matang.
e)      Jaga kebersihan lingkungan
f)       Jaga kebersihan rumah dan lingkungan.


Sumber: okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

7 Mitos Seputar Menstruasi

MITOS seringkali dipercaya, berkembang dalam masyarakat dengan penyampaian informasi yang kurang tepat, kurang lengkap, bahkan terlalu berlebihan. Hal ini menimbulkan sikap antipati, defensif bahkan diskriminasi pada situasi tertentu. Sesudah mitos mengenai seksualitas, ternyata mitos mengenai menstruasi juga beredar dalam masyarakat dan turun temurun diberitahukan. Beberapa di antaranya: 1. Menstruasi membuat tubuh menjadi lemah. Hasil penelitian menyebutkan bahwa darah menstruasi yang keluar banyaknya kira-kira hanya 150 ml atau sekitar empat sampai enam sendok saja. Jadi tidak benar kalau tubuh akan menjadi lemas hanya karena Anda sedang menstruasi. 2. Sedang menstruasi berarti sedang sakit. Justru sebaliknya, menstruasi adalah proses alami yang dialami oleh setiap perempuan produktif. Menstruasi berarti perempuan tersebut sehat dan sistem reproduksinya bekerja dengan normal sebagaimana mestinya. 3. Ingin menstruasi lancar, sering-seringlah minum soft drink. Banyak yang percaya sela...

Aktivitas Pencegah Osteoporosis

JANGAN sampai osteoporosis terus mencuri tulang Anda. Untuk mencegah datangnya si pencuri tulang bisa dilakukan melalui kegiatan hobi yang menyenangkan. Aktivitas apa saja yang bisa membantu tulang tetap kuat? Berkebun Mengangkat pot, menyeret karung berisi tanah, dan menggali lubang bermanfaat dalam membentuk massa tulang, dibandingkan dengan hanya berjongkok atau merangkak, yang juga sering dilakukan ketika seseorang sedang berkebun. Olahraga air Banyak olahraga air yang dapat memberi latihan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh tulang. Misalnya, olahraga layar dan selancar yang membuat tubuh banyak bergerak. Mengatur keseimbangan tubuh saat melawan gelombang juga merupakan tugas yang sangat berat. Menari Semua jenis tari akan menjadi latihan yang baik bagi tulang selama semua gerakan dilakukan dengan semangat dan benar. Tari ball-room, swing, atau hip-hop bisa membantu memperbaiki keseimbangan serta postur tubuh, dan mungkin akan membantu mencegah seseorang dari terjatuh dan bungkuk sa...

Tingkatan Usaha Pencegahan

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah : a) Masa sebelum sakit 1. Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion) Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya : Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. Pendidikan kesehatan kepada ma...