Skip to main content

Makan Salak Sebabkan Konstipasi

Saya sedang hamil 4 bulan. Sejak bulan kedua hingga sekarang, saya senang sekali makan buah salak. Belakangan, saya sulit buang air besar (konstipasi). BAB saya mengeras dan cukup menyita tenaga untuk mengeluarkannya.

Apakah ini bahaya mengingat saya sedang hamil? Apa benar terlalu sering makan buah salak bisa menyebabkan konstispasi?

dr. Ari Waluyo, SpOG dari Rumah Sakit Bersalin Asih mengatakan, berdasarkan kandungannya, salak mengandung zat tanin yang dapat dipakai sebagai obat anti diare, tetapi juga dapat menyebabkan konstipasi. Konstipasi sendiri pada Bumil merupakan hal yang cukup sering terjadi.

Pada kehamilan, konstipasi dapat disebabkan oleh peningkatan hormon, pemberian suplemen zat besi, kurangnya asupan serat dan air, kurangnya aktivitas si Ibu, serta kebiasaan menunda buang air besar.

Bila terjadi konstipasi, hal yang paling mengganggu adalah ketidaknyamanan yang dirasakan oleh si Ibu.


Jangan Buang Kulit Arinya


Buah salak sendiri efeknya tidak selalu sama bagi setiap Bumil. Jika Moms mengonsumsi salak dan mengalami sembelit (konstipasi) sebaiknya hindari salak atau makan secukupnya saja. Saat memakannya, jangan membuang kulit ari buah salak yang kaya serat.

Salak yang rasanya sepat/kelat adalah yang kaya akan zat tanin. Salak sepat inilah yang justru lebih sering menyebabkan konstipasi dibanding dengan yang rasanya manis.

Cegah Konstipasi


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah konstipasi seperti:
1. Minum air putih minimal 8 gelas dalam sehari.
2. Makan sayur dan buah yang kaya serat seperti pepaya, pisang, apel dan lainnya.
3. Tetap aktif dan tidak menunda buang air besar.
4. Ketika BAB sebaiknya jangan mengejan terlalu kuat.
5. Hindari makanan pedas dan berminyak.
6. Hati-hati terhadap makanan yang mengandung zat besi yang tidak diolah khusus, karena bisa jadi justru merangsang ambeien.
7. Lakukan senam hamil secara rutin, untuk mengatur napas ketika bersalin nanti dan dapat mengurangi ambeien (jika memang sudah ada ambeien).

Gejala Konstipasi:

1. Sulit buang air besar (BAB), bisa jadi lebih dari 3 hingga 4 hari tidak BAB.
2. Fases menjadi keras.
3. BAB kurang atau tidak tuntas sama sekali.
4. Ketika BAB perlu mengeluarkan tenaga yang ekstra.
5. Rektum dapat mengeluarkan darah.
6. Perut terasa penuh, berat atau mulas.

Hindari Sembarang Obat


Efek dari feses yang keras maka Bumil akan mengejan untuk mengeluarkan feses. Akhirnya, rektum (organ terakhir dari usus besar) membengkak dan berdarah akibat pecahnya pembuluh darah di anus.

Untuk mengatasi konstipasi, BuMil tidak disarankan untuk makan sembarangan obat pencahar atau pelancar BAB. Sebab, selain berpotensi mengganggu perkembangan janin, obat pencahar dapat membuat Bumil dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan merangsang terjadinya kontraksi.


Label: Salak, Hamil dan Makanan, Konstispasi
Sumber: okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen

Garis Besar Usaha Kesehatan

PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu : 1. Usaha pencegahan (usaha preventif) Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu : Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah Pemeriksaan dan p

Kenali Beberapa Pemicu Bayi Besar

Badan yang subur acap kali dijadikan salah satu indikator kemakmuran seseorang. Demikian halnya anggapan yang salah di kalangan masyarakat yang kerap menganggap anak gemuk itu lucu dan sehat. Padahal tidak demikian, kelebihan berat badan (overweight) apalagi obesitas saat ini sudah menjadi sebuah epidemi global yang perlu segera diatasi dan dicegah karena dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan. Tak hanya pada orang dewasa, kegemukan yang terjadi sejak masa kanak-kanak dapat menyuramkan kondisi kesehatan si anak pada kemudian hari. Dengan kata lain, anak yang kegemukan sejak kecil diprediksi bakal lebih cepat mengalami gangguan kesehatan. Sejumlah studi bahkan menyimpulkan, anak-anak yang kelebihan berat badan sejak usia kurang dari 10 tahun akan menghadapi ancaman stroke pada usia 40, bahkan bisa dimulai sejak usia 30. Cukup menyeramkan kan? Nah, terkait janin besar, memang ada kemungkinan si bayi mencapai berat badan normal seiring pertumbuhannya. Namun, perlu dipahami bahwa bobo