Skip to main content

Insomnia Kronis Pengaruhi Kejiwaan

Walau tampak sepele, gangguan sulit tidur dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Pada fase tertentu, terapi obat-obatan mungkin saja diperlukan. Ada orang yang amat mudah tertidur di mana pun dan kapan pun sehingga muncul sebutan "muka bantal" atau pelor alias nempel molor. Sebaliknya, tidak sedikit orang yang mengeluh kesulitan terlelap alias insomnia. Betapa pun dia berusaha, mata tak kunjung terpejam atau hanya mampu tidur sejenak dan lekas terbangun lagi.

Bagi golongan ini, tidur tidak ubahnya barang mewah, perlu perjuangan ekstra untuk menikmatinya. Bagi sebagian orang, insomnia mungkin dipandang sebagai gangguan tidur biasa. Padahal, mereka yang mengalaminya mungkin saja merasa telah "dirugikan". Bagaimana tidak, kurang tidur pada malam hari misalnya, dapat membuat orang merasa mengantuk, lemas, dan tidak bugar pada pagi hari. Efeknya, terutama bagi kaum pekerja, adalah menurunnya produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan. Pemanfaatan waktu sepanjang hari pun menjadi kurang optimal.

Menurut data yang dilansir www.cureresearch.com, prevalensi insomnia di Indonesia berkisar 10 persen. Dengan kata lain, kurang lebih 28 juta dari total 238 juta penduduk Indonesia menderita insomnia. Hal ini tidak jauh berbeda dengan penuturan psikiater FKUI, dr Nurmiati Amir SpKJ, yang mengungkapkan angka kejadian insomnia di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, yakni sekitar 2,2 juta.



Nurmiati atau yang akrab disapa Titi berujar, secara singkat insomnia diartikan sebagai kesulitan tidur atau mampu tertidur, tapi terbangun dengan kondisi tidak segar seperti mengantuk, badan lemas, dan tidak bersemangat.

"Jadi, bila Anda mengalami kesulitan tertidur saat masuk waktu tidur, sering terbangun dan sulit tertidur lagi, bangun tidur terlalu cepat, atau merasa tidak nyaman saat bangun tidur, mungkin saja Anda terkena insomnia," sebut Titi saat peluncuran obat insomnia Rozerem (Ramelteon), di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tak hanya berkurangnya stamina pada siang hari, insomnia sejatinya dapat memengaruhi aspek fisik dan psikis seseorang. Hal ini terkait faktor penyebab atau pencetus insomnia itu sendiri. Secara fisik, seseorang yang menderita penyakit jantung, muskuloskeletal, ataupun komplikasi diabetes mellitus, bisa mengalami insomnia.

Demikian halnya dari segi mental (psikis), stres dan cemas berkepanjangan serta depresi dapat memicu insomnia (atau sebaliknya). Gangguan psikosis seperti skizofrenia juga dapat membuat pengidapnya merasa terancam, takut, atau bertindak sesuka hati dan berhalusinasi sehingga membuatnya betah terjaga (tidak tidur). Hal yang sama terjadi pada para pencandu narkotika dan zat adiktif lainnya.

Mengingat penyebabnya yang beragam, penanganan insomnia (terutama yang sudah bersifat kronis) perlu dilakukan secara terpadu. Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PPPDSKJI), Prof Dr HM Syamsulhadi SpKJ(K), menyebutnya dengan istilah terapi bio-psiko-sosio-spiritual.

Bio mengacu pada terapi dengan obat-obatan, menjaga higienisitas saat tidur, serta menghindari zat-zat yang memengaruhi otak seperti alkohol dan rokok. Adapun psiko dimaksudkan membebaskan jiwa dan pikiran dari segala masalah pribadi atau sosial yang meresahkan pikiran. Sementara itu, terapi sosio- spiritual dilakukan dengan berupaya memperbaiki lingkungan dan kehidupan rohani menjadi lebih baik.

Jika insomnia yang muncul dipicu penyakit kronis tertentu, misalnya (insomnia sekunder), maka yang harus dilakukan adalah mengobati penyakit utamanya (primer) dulu.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen

Garis Besar Usaha Kesehatan

PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu : 1. Usaha pencegahan (usaha preventif) Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu : Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah Pemeriksaan dan p

Kenali Beberapa Pemicu Bayi Besar

Badan yang subur acap kali dijadikan salah satu indikator kemakmuran seseorang. Demikian halnya anggapan yang salah di kalangan masyarakat yang kerap menganggap anak gemuk itu lucu dan sehat. Padahal tidak demikian, kelebihan berat badan (overweight) apalagi obesitas saat ini sudah menjadi sebuah epidemi global yang perlu segera diatasi dan dicegah karena dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan. Tak hanya pada orang dewasa, kegemukan yang terjadi sejak masa kanak-kanak dapat menyuramkan kondisi kesehatan si anak pada kemudian hari. Dengan kata lain, anak yang kegemukan sejak kecil diprediksi bakal lebih cepat mengalami gangguan kesehatan. Sejumlah studi bahkan menyimpulkan, anak-anak yang kelebihan berat badan sejak usia kurang dari 10 tahun akan menghadapi ancaman stroke pada usia 40, bahkan bisa dimulai sejak usia 30. Cukup menyeramkan kan? Nah, terkait janin besar, memang ada kemungkinan si bayi mencapai berat badan normal seiring pertumbuhannya. Namun, perlu dipahami bahwa bobo