KELENJAR tiroid menghasilkan hormon tiroid yang mampu mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh. Bagaimana bila produksinya berlebihan? Setelah menjalani perawatan akibat gangguan getah bening, Selasa 22 Januari 2008 lalu, istri Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ny Kastian Indriawati, akhirnya meninggal dunia.
Sebelumnya, perempuan berusia 46 tahun ini disebut-sebut mengalami kelelahan luar biasa setelah pulang dari ibadah haji sehingga hypertiroid-nya kambuh. Situasi ini menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh seperti jantung dan ginjal. Selain gangguan tiroid, ibu tiga anak ini juga mengalami stroke yang menyebabkan kesehatannya dari hari ke hari terus menurun.
Pertanyaan pun muncul, apa itu gangguan tiroid hingga menyebabkan risiko kematian? Tiroid merupakan kelenjar kecil berdiameter sekira 5 cm dan terletak di leher (bagian bawah jakun). Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba. Namun bila membesar, benjolan ini dapat diraba dengan mudah dan tampak di bawah atau di samping jakun. Di masyarakat, penyakit ini sering kali diidentikkan dengan penyakit gondok. Kelenjar tiroid ini memproduksi hormon yang disebut hormon tiroksin. Adapun yodium merupakan unsur penting hormon tersebut.
Banyaknya gejala membuat setiap pasien akan merasakan gejala yang berbeda-beda. Karena itu, penyakit ini sering kali tidak terdiagnosis. Penderita pun sering kali mengabaikan gejala-gejala. "Biasanya pasien datang terlambat dan penegakan diagnosis penyakit ini pun acap kali salah karena gejalanya mirip penyakit lain," kata dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB, internis konsultan gastroentero hepatologi dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Contoh kasus, pasien merasakan tangan gemetar, jantung berdebar, berat badan turun, dan keringat berlebihan. Gejala-gejala tersebut juga tampak pada penderita gangguan kejiwaan.
Secara umum, gangguan tiroid bisa dibedakan menjadi dua, yakni hipotiroid (kekurangan hormon tiroid) dan hipertiroid (kelebihan hormon tiroid). Hipotiroid dikenal dengan gondok karena berkurangnya kadar tiroksin dan yodium sehingga kelenjar gondok berusaha memproduksi tiroksin. Ditandai dengan pembesaran di sekitar leher yang tak merata-biasanya di bagian depan leher. Menurut Ari, hipertiroid ditandai benjolan yang biasanya berukuran kecil. Namun, bila parah, benjolannya bisa membesar.
Pembesaran hipertirod lebih merata di sekitar leher sehingga kurang kelihatan secara kasatmata. Berlebihnya produksi tiroksin bisa karena kerja kelenjar tiroid berlebihan, atau karena kelainan pada otak yang memerintahkan produksi tiroksin.
Misalnya, ada tumor di otak. Untuk memastikannya, perlu dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya benjolan dan darah. "Gejala yang lebih karakteristik dan perubahan fisik dapat menjadi pertanda seseorang mengalami gangguan tiroid atau tidak," ujar Stephanie L Lee MD PhD FACE, Director of Endocrine Clinics dari Boston University School of Medicine. Pemeriksaan yang dijalani meliputi tes darah untuk mengukur kadar tiroid, yaitu TSH (thyroxine stimulating hormone).
Bila penyakitnya sudah diketahui secara pasti, baru benjolan itu diangkat dan diberi terapi gejala. Setelah dioperasi, pasien harus tetap dipantau. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan pasien menderita hipotiroid (kekurangan tiroksin). Apabila ternyata kurang, tentu harus diberi tambahan hormon.
(sindo//mbs)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Sebelumnya, perempuan berusia 46 tahun ini disebut-sebut mengalami kelelahan luar biasa setelah pulang dari ibadah haji sehingga hypertiroid-nya kambuh. Situasi ini menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh seperti jantung dan ginjal. Selain gangguan tiroid, ibu tiga anak ini juga mengalami stroke yang menyebabkan kesehatannya dari hari ke hari terus menurun.
Pertanyaan pun muncul, apa itu gangguan tiroid hingga menyebabkan risiko kematian? Tiroid merupakan kelenjar kecil berdiameter sekira 5 cm dan terletak di leher (bagian bawah jakun). Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba. Namun bila membesar, benjolan ini dapat diraba dengan mudah dan tampak di bawah atau di samping jakun. Di masyarakat, penyakit ini sering kali diidentikkan dengan penyakit gondok. Kelenjar tiroid ini memproduksi hormon yang disebut hormon tiroksin. Adapun yodium merupakan unsur penting hormon tersebut.
Pada orang yang kekurangan yodium, kelenjar tiroid bekerja sangat aktif sehingga membesar dan mudah terlihat menonjol. Inilah yang disebut gondok (hipotiroid). Kelenjar tiroid merupakan penghasil hormon tiroid yang mengendalikan metabolisme tubuh. Bila terjadi gangguan, akan memengaruhi kecepatan metabolisme tubuh. Seseorang dikatakan mengalami gangguan tiroid bila kondisi kelenjar memproduksi hormon tiroid berlebihan. Gejala yang kerap dirasakan adalah tangan dan kaki terasa dingin, jantung berdebar, berat badan turun, keringat berlebihan, dan mudah lelah.
Banyaknya gejala membuat setiap pasien akan merasakan gejala yang berbeda-beda. Karena itu, penyakit ini sering kali tidak terdiagnosis. Penderita pun sering kali mengabaikan gejala-gejala. "Biasanya pasien datang terlambat dan penegakan diagnosis penyakit ini pun acap kali salah karena gejalanya mirip penyakit lain," kata dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB, internis konsultan gastroentero hepatologi dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Contoh kasus, pasien merasakan tangan gemetar, jantung berdebar, berat badan turun, dan keringat berlebihan. Gejala-gejala tersebut juga tampak pada penderita gangguan kejiwaan.
Secara umum, gangguan tiroid bisa dibedakan menjadi dua, yakni hipotiroid (kekurangan hormon tiroid) dan hipertiroid (kelebihan hormon tiroid). Hipotiroid dikenal dengan gondok karena berkurangnya kadar tiroksin dan yodium sehingga kelenjar gondok berusaha memproduksi tiroksin. Ditandai dengan pembesaran di sekitar leher yang tak merata-biasanya di bagian depan leher. Menurut Ari, hipertiroid ditandai benjolan yang biasanya berukuran kecil. Namun, bila parah, benjolannya bisa membesar.
Pembesaran hipertirod lebih merata di sekitar leher sehingga kurang kelihatan secara kasatmata. Berlebihnya produksi tiroksin bisa karena kerja kelenjar tiroid berlebihan, atau karena kelainan pada otak yang memerintahkan produksi tiroksin.
Misalnya, ada tumor di otak. Untuk memastikannya, perlu dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya benjolan dan darah. "Gejala yang lebih karakteristik dan perubahan fisik dapat menjadi pertanda seseorang mengalami gangguan tiroid atau tidak," ujar Stephanie L Lee MD PhD FACE, Director of Endocrine Clinics dari Boston University School of Medicine. Pemeriksaan yang dijalani meliputi tes darah untuk mengukur kadar tiroid, yaitu TSH (thyroxine stimulating hormone).
Bila penyakitnya sudah diketahui secara pasti, baru benjolan itu diangkat dan diberi terapi gejala. Setelah dioperasi, pasien harus tetap dipantau. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan pasien menderita hipotiroid (kekurangan tiroksin). Apabila ternyata kurang, tentu harus diberi tambahan hormon.
(sindo//mbs)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com
Comments
Post a Comment