Skip to main content

Ketakutan Menanti Anak Pertama

PROSES persalinan merupakan peristiwa yang melelahkan sekaligus berisiko. Tidak mengherankan, calon ibu yang akan melahirkan pertama kali diselimuti perasaan takut, panik, dan gugup.

Perasaan takut dan cemas sedang melanda Rika, 28, menginjak usia kehamilan enam bulan.Sebelumnya, calon ibu muda ini merasa senang dan antusias menjalani kehamilan karena menjadi dambaan bersama untuk memiliki momongan.Perasaan bahagia semakin bertambah karena "penyakit" morning sickness sudah berhasil dilewati.

Namun, akhir-akhir ini perasaan bahagia tersebut berbalik menjadi perasaan cemas dan takut. Ujung pangkal perasaan takut dan cemas bermula saat dia membaca buku-buku mengenai proses persalinan.

"Dalam buku tersebut digambarkan secara jelas bagaimana cara membantu proses mengeluarkan bayi. Di situ juga digambarkan gunting yang digunakan untuk membantu proses tersebut," cerita Rika dengan mengernyitkan muka.



Perasaan takut dan cemas merupakan hal yang wajar dirasakan, apalagi bagi calon ibu yang mengandung anak pertama. Hal yang sama dirasakan oleh Nurul Dewanti, 28, ketika mengandung buah hati pertama yang lahir empat bulan lalu.

Nurul mulai merasakan perasaan takut dan cemas kala memasuki usia kandungan 7-8 bulan. "Karena sering mendengar dari cerita teman serta saudara yang sudah pernah melahirkan dan merasakan sakit luar biasa. Perasaan takut dan tidak percaya diri membayangi apakah proses persalinan bisa berjalan lancar," papar Nurul.

Untungnya, perasaan takut dan cemas tidak berlangsung lama. Berkat dukungan suami tercinta dan pemahaman atas informasi kesehatan, akhirnya Nurul berhasil menjalani masa kehamilan dan melahirkan melalui proses normal.

Wanita hamil yang siap secara fisik dan mental akan menjalani proses kehamilan hingga proses persalinan dengan lancar. Permasalahannya tidak semua wanita siap secara fisik dan mental.

Perasaan cemas dan takut yang dialami kedua ibu dan calon ibu muda itu, menurut psikolog dari Universitas Padjadjaran Dra Sri Rahayu Astuti Msi, disebabkan beberapa faktor. Pertama, ketakutan karena sering mendengar cerita mengerikan dari kerabat atau teman tentang pengalaman saat melahirkan bayi pertama.

Adapun penyebab kedua, ada teman atau kerabat calon ibu saat proses kelahiran mengalami kenyataan yang tidak diinginkan,seperti sang ibu atau bayi yang dikandung meninggal. Keadaan ini tentu saja bisa memengaruhi psikologis calon ibu dan mulai berpikiran tentang proses melahirkan yang menakutkan.

"Bagi calon ibu yang mengandung anak pertama, biasanya mengalami perasaan seperti ini dan semakin meningkat saat usia kehamilan makin bertambah mendekati proses kehamilan," ucap Sri.

Selain usia kehamilan, usia ibu saat mengandung pun memberi dampak terhadap munculnya perasaan takut dan cemas. Jika wanita saat mengandung di bawah usia 20 tahun, kecenderungannya belum mengalami kematangan emosi. Untuk golongan usia 20-an juga rentan mengalami perasaan ini.

Adapun pada usia ibu hamil 30 tahun dan ke atas, masalah yang kerap dialami berkaitan dengan kondisi fisik saat hamil.

Sementara, guru besar tetap Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI Prof Dr dr Teuku Zulkifli Jacoeb SpOG(K) mengatakan, kondisi ketakutan yang menghinggapi para calon ibu menjelang proses persalinan tidak berkaitan dengan hormonal.

"Perasaan yang dirasakan ibu hamil tidak ada hubungannya sama sekali dengan ketidakseimbangan hormonal. Kondisi ini lebih disebabkan oleh gangguan emosi dari ibu hamil," tandas Jacoeb.


(sindo//tty)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen...

Garis Besar Usaha Kesehatan

PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu : 1. Usaha pencegahan (usaha preventif) Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu : Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah Pemeriksaan d...

Cara Mengobati Gatal Tenggorokan (How to Treat Itchy Throat)

Bila istirahat malam Anda terganggu karena gatal tenggorokan, jangan buru-buru meminum obat batuk. Ada pilihan obat yang lebih alami, praktis, namun tetap efektif. Madu. Untuk mendapatkan manfaat itu, Anda tak memerlukan banyak cairan madu. Cukup gunakan 1-2 sendok teh, sesuai kebutuhan. Tambahkan seduhan teh hangat dan perasan lemon untuk efek yang lebih bagus. Selain melegakan tenggorokan, madu juga mengandung antioksidan. Menurut hasil penelitian terbaru, madu juga bisa memiliki efek antibakteri, sehingga bisa menjadi alternatif terapi sinusitis. Teteskan cairan madu ke secangkir air panas. Hirup uapnya. Ini berkhasiat untuk mengurangi keluhan hidung tersumbat sekaligus menghilangkan bakteri. Sumber: suaramerdeka.com