Skip to main content

Bumil Diabetes, Pantang Asal Makan!

MOMS yang memiliki riwayat penyakit diabetes, patut waspada ketika hamil. Pasalnya risiko diabetes pada bumi atau diabetes mellitus gestational (DMG), cukup tinggi. Tak bisa tidak, pola makan harus dijaga dengan baik.

Bisa hilang atau menetap
Menurut dr Rino Bonti Tri Hadma Shanti SPOG, DMG adalah suatu gangguan toleransi glukosa yang timbul atau pertama kali dideteksi saat kehamilan. Gangguan toleransi glukosa ini dapat menghilang setelah bayi lahir, namun dapat menetap hingga wanita tersebut menjadi penderita diabetes mellitus.

DMG biasanya terjadi pada 3-8 persen bumil yang disebabkan hormon-hormon kehamilan yang mengganggu kerja dari hormon insulin –hormon yang bertugas mengatur kadar gula dalam darah- sehingga glukosa dalam darah sulit masuk ke dalam sel yang mengakibatkan kadarnya dalam darah tinggi. Gangguan ini disebut resistensi insulin.

“Berdasarkan kriteria WHO, seorang BuMil dikatakan DMG jika kadar glukosa darah saat puasa ³ 126 mg per desi liter dan atau kadar glukosa darah 2 jam setelah minum 75 g glukosa ³ 140 mg per desi liter,” ujar dr Bonti.


Atur pola makan

Pola makan bumil yang diabetes harus diatur agar gula darah tidak melebihi normal. Dikatakan oleh dr Diani Adrina SPGK, pengaturan pola makan pasien DMG harus sama seperti pasien diabetes umumnya. Perhitungannya, kebutuhan kalori sesuai berat badan normal ibu sebelum hamil ditambah 300 kalori. Contoh: BB sebelum hamil 50 kg. 50 kg X 30 kal = 1500 kal. Lalu 1500 kal + 300 kal = 1800 kal. Maksimal penambahan sampai 500 kalori bergantung kondisi ibu tersebut.

Agar gula darah stabil, ia menyarankan bahwa bumil harus mendisplinkan diri dengan:

  • Menghindari makanan mengandung glukosa tinggi, contoh gula pasir, gula merah, gula batu, madu, buah-buahan dalam jumlah besar - misalnya duku 1 kg atau mangga dua buah.
  • Menghindari karbohidrat yang berpotensi sangat mudah diubah menjadi glukosa, misalnya olahan tepung seperti mi, kwetiau, dan umbi-umbian. Jika terpaksa ingin makan mi atau kwetiau cukup 50 gram dalam bentuk makanan jadi.
  • Kurangi konsumsi jus. Buah segar lebih baik karena buah yang telah dijus itu seratnya rusak. Jika serat dan fruktosa seimbang, tubuh tidak akan mengubah gula menjadi glukosa dengan cepat.
  • Kurangi gorengan karena menyebabkan gangguan jantung dan pembuluh darah, tensi juga akan naik.
  • Sedangkan makanan yang boleh dikonsumsi yaitu oatmeal/havermout, buah-buahan dengan kandungan serat tinggi misalnya apel, pear, melon.


Tanda dan gejala

Bumil dengan diabetes tidak menunjukkan gejala spesifik karena gejala tersebut juga muncul pada Bumil normal, seperti sering buang air kecil (poliuria) dan banyak makan (polifagia). Namun ada beberapa tanda yang bisa Moms amati antara lain keluhan-keluhan yang timbul bila kadar gula darah tinggi seperti banyak minum (polidipsi), sering timbul infeksi atau gatal-gatal pada kulit dan kemaluan, keputihan, cepat mengantuk, kesemutan dan lainnya.

Pentingnya deteksi dini

Demi kebaikan ibu dan janin, maka deteksi dini sangatlah penting. Moms yang mengalami kegemukan, mempunyai riwayat DMG pada kehamilan sebelumnya atau anak sebelumnya lahir dengan berat badan besar bahkan IUFD (Intra Uterine Fetal Death) perlu memeriksakan kadar gula darahnya segera saat diketahui hamil. Sedangkan untuk ibu hamil tanpa faktor risiko di atas, tes penapisan gula darah dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu.

Cegah komplikasi

Untuk mencegah komplikasi pada ibu maupun bayi, mengontrol kadar gula darah sangatlah penting, dengan cara:

  • Diet dengan mengatur makanan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter ahli gizi, berapa kalori yang dibutuhkan dan jenis makanan apa saja yang tidak membuat gula darah tinggi.
  • Kontrol kadar gula secara berkala, karena baik terlalu tinggi maupun terlalu rendah sama kurang baiknya bagi ibu dan janin.
  • Olah raga secara teratur. Kegiatan ringan seperti berjalan kaki, membersihkan rumah dapat dijadikan alternatif bagi BuMil untuk menurunkan kadar gula darah. Namun sebaiknya Moms tetap berkonsultasi dulu dengan dokter.
  • Pemberian insulin. Jika tindakan di atas belum berhasil juga maka mungkin pemberian suntikan insulin dapat menjadi jalan keluar.



(Mom& Kiddie//tty)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen

Garis Besar Usaha Kesehatan

PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu : 1. Usaha pencegahan (usaha preventif) Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu : Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah Pemeriksaan dan p

Kenali Beberapa Pemicu Bayi Besar

Badan yang subur acap kali dijadikan salah satu indikator kemakmuran seseorang. Demikian halnya anggapan yang salah di kalangan masyarakat yang kerap menganggap anak gemuk itu lucu dan sehat. Padahal tidak demikian, kelebihan berat badan (overweight) apalagi obesitas saat ini sudah menjadi sebuah epidemi global yang perlu segera diatasi dan dicegah karena dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan. Tak hanya pada orang dewasa, kegemukan yang terjadi sejak masa kanak-kanak dapat menyuramkan kondisi kesehatan si anak pada kemudian hari. Dengan kata lain, anak yang kegemukan sejak kecil diprediksi bakal lebih cepat mengalami gangguan kesehatan. Sejumlah studi bahkan menyimpulkan, anak-anak yang kelebihan berat badan sejak usia kurang dari 10 tahun akan menghadapi ancaman stroke pada usia 40, bahkan bisa dimulai sejak usia 30. Cukup menyeramkan kan? Nah, terkait janin besar, memang ada kemungkinan si bayi mencapai berat badan normal seiring pertumbuhannya. Namun, perlu dipahami bahwa bobo