Skip to main content

Bayi Baru Lahir Tak Usah Pakai Gurita!

BAGI Moms yang baru saja menjadi ibu mungkin masih bingung dengan seluk beluk “kostum” si kecil yang baru lahir. Nah, Nenek si bayi, alias orangtua moms and dads, biasanya siap sedia memberikan segala nasehat. Salah satunya, bayi baru lahir musti dipakaikan gurita.

Meski tak lagi populer, gurita –kain pembalut dada atau perut– masih menjadi salah satu item daftar belanjaan persiapan Moms jelang hari kelahiran si kecil. Seberapa perlu sebetulnya gurita ini? Yuk, cari tahu!


Gurita, Tak Dianjurkan!

Kata orangtua zaman dulu, gurita penting untuk mengecilkan perut bayi baru lahir. Wah, wah, kalau orang dewasa yang punya perut buncit dan sengaja membebatnya dengan tujuan serupa saja sering mengeluh "sesak" bagaimana dengan bayi baru lahir?



Itulah sebabnya, para dokter justru tak menganjurkan pemakaian gurita pada bayi baru lahir.

Ya, organ-organ tubuh bayi baru lahir belumlah sempurna benar, sensitif, dan masih rentan. Bahkan ubun-ubunnya pun masih lembek dan terlihat berkedut. Coba sentuh dia, terasa sangat lembut dan lunak, bukan?

Nah, berhubungan dengan belum sempurna dan masih rentannya organ tubuh bayi tersebut, penggunaan gurita rupanya justru dapat menghambat perkembangan organ tubuh bayi, terutama mengganggu saluran pernapasannya.

"Tapi kan harus pakai gurita supaya perut bayi tidak buncit," mungkin memang begitu saran dari orangtua dulu.

Padahal, tahukah Moms? Perut bayi baru lahir memang terlihat besar atau seperti membuncit, lantaran ukuran perut yang lebih dominan. Apalagi, saat bayi bernapas perut akan mengalami gerak turun naik sesuai irama napas bayi. Jadi, bentuk tersebut sebetulnya normal untuk bayi!


Rongga Dada Lebih Pendek

Berkaitan dengan "perut buncit" tersebut dr Nuvi Nusarintowati SpA dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat menjelaskan secara medis, "Bayi memiliki bentuk tubuh yang berbeda proporsinya dengan orang dewasa.

Kalau diperhatikan, maka rongga dada bayi lebih pendek dibandingkan rongga perutnya. Kadang-kadang, orangtua sering menyebut perut bayi seperti buncit. Padahal kondisi tersebut disebabkan karena otot dinding perut bayi lebih berfungsi dibandingkan otot dada."

Penjelasan lebih lanjut, saat berada di rahim ibu tali pusat berperan sebagai media transpor nutrisi dan pertukaran udara. Maka paru-paru baru berfungsi ketika pertama kali bayi menangis saat dilahirkan. Sesudah itu, paru-paru dan rongga dada memerlukan waktu untuk berkembang dengan sempurna. Oleh karena itu, pernapasan bayi masih dibantu oleh otot-otot dinding perut.

"Jenis pernapasan ini dialami oleh semua bayi sampai rongga dada dan otot dada berkembang sempurna. Itulah sebabnya tampak perbedaan proporsi antara rongga dada dan rongga perut pada saat bayi, anak, remaja hingga dewasa," tandas wanita kelahiran Jakarta, 13 November 1970 ini.


Masuk Angin hingga Pusar Bodong

Kata orangtua dulu, pakai gurita supaya bayi jangan sampai masuk angin, supaya hangat, dan pusar tidak bodong.

"Basic-nya yang penting pakaian bayi kering dan hangat. Jangan takut bayi masuk angin karena tidak pakai gurita. Itu hanya mitos. Justru daerah perutnya harus bebas bernapas," saran Nuvi.

Berkaitan dengan pusar bodong, jika perut membesar tentunya pusar ikut menonjol. Namun bukan lantaran dipakaikan gurita lantas pusar tidak bodong lagi. Lagipula, kalau bayi berpusar bodong itu karena bagian puntung tali pusatnya memang sejak awal sudah lebih besar, bukan karena tidak dipakaikan gurita.



(Mom& Kiddie//nsa)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatan Usaha Pencegahan

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah : a) Masa sebelum sakit 1. Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion) Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya : Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. Pendidikan kesehatan kepada ma...

Aktivitas Pencegah Osteoporosis

JANGAN sampai osteoporosis terus mencuri tulang Anda. Untuk mencegah datangnya si pencuri tulang bisa dilakukan melalui kegiatan hobi yang menyenangkan. Aktivitas apa saja yang bisa membantu tulang tetap kuat? Berkebun Mengangkat pot, menyeret karung berisi tanah, dan menggali lubang bermanfaat dalam membentuk massa tulang, dibandingkan dengan hanya berjongkok atau merangkak, yang juga sering dilakukan ketika seseorang sedang berkebun. Olahraga air Banyak olahraga air yang dapat memberi latihan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh tulang. Misalnya, olahraga layar dan selancar yang membuat tubuh banyak bergerak. Mengatur keseimbangan tubuh saat melawan gelombang juga merupakan tugas yang sangat berat. Menari Semua jenis tari akan menjadi latihan yang baik bagi tulang selama semua gerakan dilakukan dengan semangat dan benar. Tari ball-room, swing, atau hip-hop bisa membantu memperbaiki keseimbangan serta postur tubuh, dan mungkin akan membantu mencegah seseorang dari terjatuh dan bungkuk sa...

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen...