Skip to main content

Waspadai Kanker Usus Besar

PELAN tapi pasti, jumlah penderita kanker usus di dunia terus merangkak naik. Gaya hidup dan lingkungan tak sehat disinyalir menjadi penyebab utama penyakit ini.

Hingga kini, kanker seolah masih menjadi misteri di dunia kedokteran. Beberapa kanker malah masih belum diketahui penyebabnya. Namun, tidak demikian dengan kanker kolorektal atau yang populer disebut kanker kolon atau usus. Kanker jenis ini diketahui disebabkan oleh gaya hidup dan lingkungan yang tak sehat.

Kanker ini juga paling mudah menyerang di antara jenis kanker lainnya. Tak heran bila jumlah penderitanya terus merangkak naik. Bahkan, kanker ini juga menjadi momok di negara-negara maju. ”Kanker kolorektal adalah kanker dengan keganasan kedua tertinggi di negara-negara maju,” ucap dokter spesialis penyakit dalam (internis) sekaligus konsultan kanker, Dr Ronald Hukom SpPD KHOM.



Seperti di negara-negara lain di dunia, angka kejadian kanker kolorektal meningkat pada kelompok usia di atas 50 tahun. Penyakit ini lebih banyak menyerang kaum laki-laki. Diperkirakan terdapat 376.400 kasus baru di Uni Eropa (EU) pada tahun 2004, dengan 149.400 kematian yang secara langsung disebabkan penyakit tersebut. Angka inilah yang menempatkan kanker kolorektal sebagai jenis kanker dan penyebab kematian kedua terbesar di ke-25 negara-negara Uni Eropa.

Di Indonesia jumlah penderita penyakit ini tidak tercatat. Namun, data dari dua rumah sakit yaitu RS Kanker Dharmais dan RS Cipto Mangunkusumo menunjukkan bahwa kanker ini masuk dalam “10 besar” kanker yang paling sering terjadi.

Mengingat begitu gampangnya menyerang, sebaiknya waspadai dan ketahui gejalanya. Hal ini penting dilakukan untuk mengantisipasi secara dini. Kanker usus besar merupakan kanker yang lokasinya berkisar dari usus besar (kolon) sampai dekat dubur (rektum) dan daerah antara usus besar dan anus (disebut rektum). Kanker timbul akibat pertumbuhan abnormal sel tubuh sebagai konsekuensi dua kejadian, yaitu kerentanan dari pasien dan pajanan (exposure) terhadap bahan-bahan karsinogenik di lingkungan.

“Kanker kolorektal merupakan jenis kanker yang paling dipengaruhi oleh lingkungan (environmentally-related),” sebutnya dalam seminar awam kanker kolorektal pada acara The 6th Asian Society of Stoma Rehabilitation Congress.

Ahli kanker dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Dr dr Aru Wisaksono Sudono SpPD KHOM mengatakan, terjadinya kanker berkaitan dengan istilah “lingkungan” mencakup “kebiasaan” atau gaya hidup. Kebiasaan makan merupakan faktor paling kuat. Usus adalah organ yang paling mudah terkena dampak lingkungan dan kebiasaan hidup karena “lingkungan” itu setiap hari masuk ke dalam saluran cerna.

Karena hal itulah, sekarang kanker usus besar merupakan kanker yang “paling terkait” dan menjadi kanker yang meningkat dari tahun ke tahun. “Seiring dengan tingkat kemakmuran, pergeseran kebiasaan ke makanan berlemak cara barat, dan meningkatnya bahan- bahan toksik di sekitar kita,” jelas dokter yang juga menjadi Ketua Umum Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia.

Sedangkan kebiasaan merokok merupakan juga menjadi faktor penting. Diet yang salah (terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak serta serat terlalu sedikit), obesitas (kegemukan), pernah terkena kanker usus besar, berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kanker usus besar, pernah memiliki polip di usus, umur (risiko meningkat pada usia di atas 50 tahun) menjadi faktor penyebab terjadinya kanker ini.

Selain itu, penyebabnya juga terjadi karena jarang melakukan aktivitas fisik, semisal bekerja sambil duduk seharian (sedentary liefstyle) seperti di kantor-kantor. Dan sering terekpos bahan kimia dalam makanan seperti pengawet, pewarna ilegal, serta produk-produk pemrosesan makanan seperti nitrosamin dan sebagainya.

”Gaya hidup itu menyangkut apa yang ada di sekitar kita, kimiawi alamiah maupun buatan (misalnya rokok, pengawet, zat warna) dan sebagainya,” jelas Aru.

Kanker ini merupakan jenis kanker yang paling dipengaruhi oleh gaya hidup. Dalam buku Panduan Pengelolaan Adenokarsinoma Kolorektal disebutkan bahwa meskipun penelitian awal tidak menunjukkan hubungan merokok dengan kejadian kanker usus besar, namun penelitian terbaru menunjukkan, perokok jangka lama (30-40 tahun) mempunyai risiko berkisar 1,5-3 kali.

Diperkirakan, satu dari lima kasus kanker usus besar di Amerika Serikat bisa diatributkan kepada perokok. Penelitian kohort dan kasus kontrol dengan desain yang baik menunjukkan, merokok berhubungan dengan kenaikan risiko terbentuknya adenoma dan juga kenaikan risiko perubahan adenoma menjadi kanker usus besar. “Karena itu untuk mencegah kejadian kejadian kanker usus besar dianjurkan untuk tidak merokok,” kembali disarankan Ronald.


Dalam mencegah terjadinya tingkat kematian yang tinggi akibat penyakit ini, maka tidak ada salahnya untuk segera menghambat pertumbuhan kanker kolorektal. Di antaranya dengan memilih beberapa makanan yang memiliki zat anti kanker, atau dengan melakukan diet tinggi serat, asam folat, serat, vitamin D dan kalsium, aspirin termasuk aspirin serta vitamin C dari makanan.



(SINDO//tty)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatan Usaha Pencegahan

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah : a) Masa sebelum sakit 1. Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion) Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya : Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. Pendidikan kesehatan kepada ma...

Aktivitas Pencegah Osteoporosis

JANGAN sampai osteoporosis terus mencuri tulang Anda. Untuk mencegah datangnya si pencuri tulang bisa dilakukan melalui kegiatan hobi yang menyenangkan. Aktivitas apa saja yang bisa membantu tulang tetap kuat? Berkebun Mengangkat pot, menyeret karung berisi tanah, dan menggali lubang bermanfaat dalam membentuk massa tulang, dibandingkan dengan hanya berjongkok atau merangkak, yang juga sering dilakukan ketika seseorang sedang berkebun. Olahraga air Banyak olahraga air yang dapat memberi latihan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh tulang. Misalnya, olahraga layar dan selancar yang membuat tubuh banyak bergerak. Mengatur keseimbangan tubuh saat melawan gelombang juga merupakan tugas yang sangat berat. Menari Semua jenis tari akan menjadi latihan yang baik bagi tulang selama semua gerakan dilakukan dengan semangat dan benar. Tari ball-room, swing, atau hip-hop bisa membantu memperbaiki keseimbangan serta postur tubuh, dan mungkin akan membantu mencegah seseorang dari terjatuh dan bungkuk sa...

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen...