Sedyaningsih MPH Dr PH mengalami kanker paru-paru. Penyakit yang
sebenarnya bukan baru ini sudah lama diketahui dihubungkan dengan
kebiasaan merokok pada individu.
Walaupun bukan satu-satunya penyebab kanker paru-paru, merokok
mempunyai kontribusi yang besar terhadap penyakit ini.Terkadang orang
kesulitan jika sudah terjebak dalam kecanduan rokok.
Segala cara sudah dilakukan, namun tetap juga tidak bisa menghentikan
kebiasaan ini. Dalam artikel yang ditulis oleh DR Andri, SPKJ akan
dibahas lebih jauh mengapa orang bisa mencandu rokok.
"Nikmat" Nikotin bagi Perokok Nikotin yang terkandung dalam rokok
adalah zat yang sangat berbahaya karena mempunyai efek
ketergantungan,setara seperti efek ketergantungan alkohol dan kokain.
Hal ini disebabkan di otak, nikotin menempati pusat sistem "reward"
yang sama dengan amfetamin dan kokain, yaitu di ventral
tegmentalsistem dopamin. Nikotin dalam rokok memberikan efek stimulasi
otak seperti memperbaiki perhatian, belajar, waktu reaksi seseorang,
dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Perokok juga sering mengatakan bahwa merokok memperbaiki suasana
perasaan mereka, mengurangi tekanan,dan mengurangi perasaan depresif.
Beberapa wanita menyukai rokok di antaranya karena dapat menekan nafsu
makan dan mengurangi berat badan.
Hal ini yang membuat ketika seseorang sudah mulai mengisap rokok, maka
kemungkinan besar dia akan sulit lepas dari ketergantungannya itu.
Apalagi bila ditambah dengan lingkungan sosial yang mendukung perilaku
merokok, seperti teman, orangtua yang merokok, dan iklan rokok yang
sangat kuat mendukung perilaku ini.
Bahaya Nikotin bagi Perokok Semua orang yang merokok pasti tahu bahaya
merokok. Dalam setiap kemasan dan iklan rokok, bahaya rokok selalu
dicantumkan. Rokok meningkatkan risiko kanker, terutama kanker
paru-paru pada seseorang.
Rokok juga memiliki kontribusi terhadap gangguan jantung dan pembuluh
darah pengisapnya. Rokok meningkatkan terjadinya angka kesakitan
pasien di usia lanjut berhubungan dengan kesehatan paru-parunya.
Bagi wanita hamil, rokok berbahaya bagi janin yang terkandung di dalam
perutnya. Bayi lahir dengan berat badan kurang merupakan salah satu
hal yang sering dikaitkan dengan ibu yang merokok selama kehamilan.
Salah satu yang menarik walau di berbagai kesempatan iklan rokok
selalu menampilkan kejantanan seorang pria, namun rokok sendiri
berperan terhadap menurunnya kejantanan itu. Impotensi merupakan
bahaya merokok yang sering dituliskan, bahkan pada peringatan
pemerintah terhadap bahaya merokok. Kenyataannya masih banyak
laki-laki yang tidak segan-segan merokok sampai beberapa puluh batang
sehari.
Rokok dan Gangguan Kesehatan Jiwa Pasien-pasien gangguan kesehatan
jiwa merupakan salah satu populasi tertinggi berhubungan dengan
ketergantungan pada nikotin. Sekitar 50 persen pasien rawat jalan di
klinik psikiatri diketahui merokok sehari-harinya.
Sekitar 90 persen pasien skizofrenia juga merokok dan 70 persen pasien
dengan gangguan bipolar juga merokok dalam kehidupan sehariharinya.
Rokok juga erat dengan penggunaan zat adiktif lainnya. Dikatakan
hampir 70 persen pengguna zat adiktif (alkohol, amfetamin, kokain dll)
juga merokok.
Data mengatakan bahwa pasien dengan gangguan depresi dan gangguan
cemas lebih sulit berhasil untuk berhenti merokok daripada yang tidak.
Pasien skizofrenia banyak yang merokok karena nikotin dalam rokok
membantu pasien untuk mengurangi kepekaan mereka yang terlalu terhadap
stimulus dari luar. Rokok bagi pasien skizofrenia juga meningkatkan
konsentrasinya sehingga membuat mereka sulit lepas dari rokok.
Mari Berhenti Merokok Tidak ada yang menyangkal bahwa berhenti merokok
mempunyai manfaat terhadap peningkatan kesehatan seseorang. Banyak
cara dilakukan untuk berhenti merokok, namun sering kali kegagalan
menghampiri orang yang sedang berusaha berhenti merokok itu.
Banyak pendapat ahli dan jurnal menyatakan bahwa berhenti merokok
secara tiba-tiba sama baiknya dengan berhenti secara perlahan-lahan.
Hanya saja, efek putus zat nikotin di dalam tubuh yang tidak nyaman
membuat perokok lebih memilih cara-cara yang lebih nyaman, seperti
dengan terapi pengganti seperti nicotine patch (koyo nikotin) atau
permen karet nikotin.
Konseling dan intervensi sosial sangat diperlukan. Kondisi lingkungan
sosial sering kali memicu orang untuk kembali merokok. Untuk itu,
perokok perlu membebaskan dirinya dari lingkungan perokok saat
awal-awal berhenti merokok Konseling membantu perokok untuk tetap
bertahan pada kebiasaan sehatnya yang baru.
Pada beberapa kasus pengobatan dengan antidepresan bupropion atau
dengan clonidine juga dapat dilakukan. Penggunaan obat ini biasanya
dilakukan bila terapi tanpa obat dianggap gagal. Obat-obat ini
biasanya digunakan untuk mengurangi gejala putus zat nikotin yang
dialami oleh perokok yang berhenti.
Terakhir, pembaca perlu ingat bahwa tidak ada satu pun keuntungan dari
merokok. Untuk itu, mari kita katakan tidak pada rokok dan lindungi
anak serta cucu kita dari bahaya rokok dengan tidak merokok di tempat
umum dan di lingkungan keluarga kita.
(SINDO//nsa)
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/01/20/195/415903/mengapa-kita-menjadi-pecandu-rokok
Comments
Post a Comment