Skip to main content

4 Terapi Obati Kanker Kolorektal (Kanker Usus Besar)

Dengan pola makan yang baik, yaitu mengonsumsi makanan tinggi serat dan tinggi protein, mengurangi konsumsi daging merah dan lemak jenuh yang berasal dari hewani. Anda bisa memperkecil risiko terjangkit kanker kolorektal.

Melakukan olahraga secara rutin, dan menggunakan obat-obat chemoprevention seperti Aspirin dan golongan obat-obat anti-inflamasi non-steroid, juga merupakan langkah pencegahan kanker kolorektal.

Seperti telah diberitakan okezone sebelumnya, kanker kolorektal adalah kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut adenoma, yang pada awalnya membentuk polip.

Polip dapat diangkat dengan mudah namun sering kali adenoma tidak menampakkan gejala apapun, sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar.

Kanker kolorektal ini dapat menyebar keluar jaringan usus besar dan ke bagian tubuh lainnya. Dan di Indonesia sendiri, kini kanker kolorektal mengalami peningkatan yang cukup pesat.

Perdarahan pada usus besar, ditandai dengan ditemukannya darah pada feses saat buang air besar, dan perubahan kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi dan konsistensi buang air besar (diare atau sembelit) tanpa sebab yang jelas -berlangsung lebih dari enam pekan- merupakan gejala Anda terjangkit kanker kolorektal.

Gejala kanker kolorektal lainnya juga bisa Anda deteksi sendiri. Bila Anda mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, sering merasa sakit di perut atau bagian belakang, dan perut masih terasa penuh meskipun sudah buang air besar, bisa jadi Anda positif terjangkit kanker kolorektal.

Bila sudah melakukan pemeriksaan ke dokter, dan hasilnya memang positif. Ada beberapa pilihan terapi untuk mengobati kanker kolorektal. Apa saja?  Berikut ini DR dr Aru Wisaksono Sudono SpPD KHOM, ahli kanker terkemuka di Indonesia memaparkannya untuk Anda.

Pembedahan atau operasi
Tindakan ini paling umum dilakukan untuk jenis kanker yang terlokalisir dan dapat diobati.

Radioterapi atau radiasi
Tergantung pada letak atau posisi dan ukuran tumor, radioterapi hanya digunakan untuk tumor pada rektum, sehingga mempermudah pengambilannya saat operasi. Radioterapi juga bisa diberikan setelah pembedahan untuk membersihkan sel kanker yang mungkin masih tersisa.

Kemoterapi
Kemoterapi menghancurkan sel kanker dengan cara merusak kemampuan sel kanker untuk berkembang biak. Pada beberapa kasus kemoterapi diperlukan untuk memastikan kanker telah hilang dan tak akan muncul lagi. Salah satu pilihan kemoterapi yang banyak digunakan adalah Capecitabine (Xeloda), kemoterapi berbentuk tablet yang pertama di dunia.

Capecitabine adalah tablet yang bekerja menyerang sel kanker saja tanpa menimbulkan ketidaknyamanan dan bahaya seperti pada kemoterapi infus konvensional.

Kenapa harus dilakukan kemoterapi?
"Sel kanker tidak bisa mati pada waktunya, mendesak sel-sel sehat, lepas kendali dalam pertumbuhan. Operasi tidak bisa menjamin 1 sel yang ketinggalan, dan tidak terambil. Tidak pernah ada penelitian bersih 100 persen," ujar dr Aru yang menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia dalam acara media workshop ”Kanker Kolorektal” yang diadakan oleh Yayasan Kanker Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Terapi Fokus Sasaran (Targeted Therapy)
Salah satu jenis terapi fokus sasaran adalah antibodi monoklonal. Antibodi ada dalam tubuh kita sebagai bagian dari sistem pertahanan tubuh yang disebut sistem kekebalan (sistem imun) yang berfungsi melawan penyebab penyakit seperti bakteri.

Antibodi monoklonal dapat bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh alamiah untuk secara khusus menyerang sel kanker. Terapi ini dapat digunakan secara tunggal, atau kombinasi dengan kemoterapi. Salah satu terapi antibodi monoklonal adalah Bevacizumab (dipasarkan dengan nama Avastin) yang bekerja dengan ara menghambat pasokan darah ke tumor sehingga menghambat pertumbuhan tumor, memperkecil ukuran tumor, dan mematikannya..

Sumber: okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen

Garis Besar Usaha Kesehatan

PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu : 1. Usaha pencegahan (usaha preventif) Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu : Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah Pemeriksaan dan p

Kenali Beberapa Pemicu Bayi Besar

Badan yang subur acap kali dijadikan salah satu indikator kemakmuran seseorang. Demikian halnya anggapan yang salah di kalangan masyarakat yang kerap menganggap anak gemuk itu lucu dan sehat. Padahal tidak demikian, kelebihan berat badan (overweight) apalagi obesitas saat ini sudah menjadi sebuah epidemi global yang perlu segera diatasi dan dicegah karena dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan. Tak hanya pada orang dewasa, kegemukan yang terjadi sejak masa kanak-kanak dapat menyuramkan kondisi kesehatan si anak pada kemudian hari. Dengan kata lain, anak yang kegemukan sejak kecil diprediksi bakal lebih cepat mengalami gangguan kesehatan. Sejumlah studi bahkan menyimpulkan, anak-anak yang kelebihan berat badan sejak usia kurang dari 10 tahun akan menghadapi ancaman stroke pada usia 40, bahkan bisa dimulai sejak usia 30. Cukup menyeramkan kan? Nah, terkait janin besar, memang ada kemungkinan si bayi mencapai berat badan normal seiring pertumbuhannya. Namun, perlu dipahami bahwa bobo