Skip to main content

Vaksin AIDS Masih Suram

PERJALANAN untuk menemukan vaksin pencegah AIDS tampaknya masih panjang. Krisis ekonomi yang melanda dunia rupanya turut berpengaruh terhadap pendanaan penelitian AIDS, dan itu artinya juga berdampak terhadap kemunduran upaya penemuan vaksin pelawan HIV penyebab AIDS.

Direktur Institut Nasional Penyakit Alergi dan Infeksi di Amerika Serikat, Anthony Fauci mengatakan, tidak mungkin memprediksi kapan pastinya ilmuwan medis dapat mengembangkan vaksin AIDS yang efektif di saat masih merebaknya sejumlah penyakit mematikan lainnya seperti campak dan cacar air. "Akankah ada jaminan bahwa kita akan sukses mendapatkan vaksin dalam kondisi seperti ini? Namun, bukan berarti kita lantas menyerah untuk terus mencoba menemukannya," ujar Fauci saat menghadiri konferensi internasional tentang vaksin AIDS di Cape Town Afrika Selatan bersama 900 ahli medis lainnya.

Afrika Selatan merupakan pusat epidemi AIDS. Data menyebutkan, dari total 33 juta pengidap HIV/AIDS di seluruh dunia, sekitar 5,5 juta di antaranya berada di wilayah ini.



Kemunduran ekonomi telah ikut meredupkan semangat ilmuwan yang sebelumnya telah bersusah-payah melakukan riset. Salah satu temuan terakhir vaksin HIV ternyata tak hanya gagal mencegah infeksi, malah menunjukkan peningkatan risiko terinfeksi virus tersebut. Hal ini tentu menambah keputusasaan para peneliti.

Belum lagi embusan isu bahwa yayasan yang bergerak di bidang sosial semacam Bill and Melinda Gates Foundation akan memangkas anggaran dana amal mereka. Padahal, yayasan ini merupakan salah satu penyokong dana terbesar dalam proyek-proyek kesehatan dan pengembangannya. "Ini bukanlah kabar baik bagi dunia penelitian secara umum, terutama penelitian tentang vaksin," sebut Ketua Global HIV Vaccine Enterprise, Alan Bernstein. "Benar-benar tahun yang penuh gejolak," katanya.

Fauci mengungkapkan, Institut Kesehatan Nasional tahun ini menganggarkan USD1, 5 miliar untuk AIDS, dan USD491 juta di antaranya dikhususkan untuk dana riset vaksin AIDS. Anggaran ini sebenarnya naik dari USD703 juta pada 1998 (USD115 juta untuk vaksin), dan USD223 juta pada 1988 (USD22 juta untuk riset vaksin). Masalahnya, kala itu para ilmuwan masih optimistis akan kesuksesan vaksin.

Fauci menampik kritik yang menuduh bahwa telah terlalu banyak dana yang dikeluarkan untuk menemukan vaksin. "Jika Anda dapat mencegah infeksi, itu artinya Anda mencegah pengeluaran yang sangat besar untuk membeli obat seumur hidup," ujarnya. Obat yang dimaksud Fauci adalah terapi antiretroviral yang dapat memperpanjang harapan hidup pengidap HIV/AIDS selama beberapa tahun.

"Sejarah juga membuktikan, vaksin merupakan langkah pencegahan paling efektif dari segi biaya," katanya mantap.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation/UN) tahun lalu juga pernah menyerukan pemerintah agar merekomendasikan khitan (sunat) pria sebagai salah satu upaya pencegahan AIDS.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen

Garis Besar Usaha Kesehatan

PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu : 1. Usaha pencegahan (usaha preventif) Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu : Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah Pemeriksaan dan p

Kenali Beberapa Pemicu Bayi Besar

Badan yang subur acap kali dijadikan salah satu indikator kemakmuran seseorang. Demikian halnya anggapan yang salah di kalangan masyarakat yang kerap menganggap anak gemuk itu lucu dan sehat. Padahal tidak demikian, kelebihan berat badan (overweight) apalagi obesitas saat ini sudah menjadi sebuah epidemi global yang perlu segera diatasi dan dicegah karena dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan. Tak hanya pada orang dewasa, kegemukan yang terjadi sejak masa kanak-kanak dapat menyuramkan kondisi kesehatan si anak pada kemudian hari. Dengan kata lain, anak yang kegemukan sejak kecil diprediksi bakal lebih cepat mengalami gangguan kesehatan. Sejumlah studi bahkan menyimpulkan, anak-anak yang kelebihan berat badan sejak usia kurang dari 10 tahun akan menghadapi ancaman stroke pada usia 40, bahkan bisa dimulai sejak usia 30. Cukup menyeramkan kan? Nah, terkait janin besar, memang ada kemungkinan si bayi mencapai berat badan normal seiring pertumbuhannya. Namun, perlu dipahami bahwa bobo