Skip to main content

Pendekatan Psikologis Sembuhkan Penyakit Jantung

Pada penyakit jantung koroner terdapat gejala-gejala yang dirasakan oleh si penderita. Gejala tersebut seperti adanya rasa tertekan (seperti ditimpa beban, nyeri, terjepit, diperas, dibakar) di dada, dan dapat menjalar ke lengan kiri, leher, dan punggung.

Rasa tercekik atau sesak yang dirasakan selama lebih dari 20 menit. Muncul keringat dingin, jantung berdebar, dan pingsan. Dan akan semakin berkurang dengan istirahat, tetapi dapat bertambah berat dengan aktivitas.

Selain itu, bisa dikatakan penyakit jantung juga dapat ditimbulkan atau disebabkan berkaitan dengan keadaan jiwa seseorang. Psikiater dari Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang dr Andri SpKJ mengatakan, penyakit jantung merupakan contoh yang paling baik dalam menerapkan suatu hubungan antara pikiran dan tubuh, suatu dasar konsep di bidang psikosomatik.



Andri mengatakan, dalam setiap aspek penyakit jantung dan pembuluh darah (cardiovascular disease), kepustakaan mengatakan sangat jelas untuk menjelaskan adanya peran psikologis yang terjadi di antara semua komponen biopsikososial yang berhubungan dengan terjadinya penyakit.

"Dokter jantung dan psikiater bidang psikosomatik harus waspada bahwa kejadian, manifestasi gejala dan perkembangan penyakit jantung dipengaruhi faktorfaktor psikologis. Sebaliknya, status kesehatan jiwa seseorang juga dipengaruhi oleh adanya penyakit jantung dan pengobatannya," sebut Andri yang juga berpraktik di RS Global Medika, Tangerang.

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan, terdapat beberapa konsep dasar hubungan psikologis dan penyakit jantung. Pertama yaitu pasien yang mengalami serangan jantung pertama kali kebanyakan akan menyangkal bahwa gejala mereka adalah gejala sakit jantung.

Kedua, depresi dan tekanan emosional yang sifatnya segera dapat memicu gejala-gejala jantung yang segera, pada beberapa kasus bertanggung jawab terhadap kematian mendadak dari pasien itu.

Ketiga, gangguan panik sering kali disalah-diagnosis sebagai penyakit jantung yang membuat pasien mengeluarkan dana yang besar untuk pemeriksaan sampai dasar penyakitnya, yaitu gangguan panik diketahui. Dan yang terakhir, delirium adalah komplikasi gangguan psikiatri yang paling sering didapatkan dari pembedahan jantung secara bypass.

"Hubungan antara depresi dan penyakit jantung bisa dilihat dari beberapa hal," ujar dokter Andri yang juga Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik di RS Omni Internasional.

Andri juga mengatakan, hubungan tersebut yaitu pasien dengan riwayat depresi yang sering muncul mempunyai peningkatan rata-rata risiko kematian 4 sampai 5 kali setelah infark miokardium dari pada yang tidak depresi.

Depresi merupakan faktor risiko yang tersendiri (independen) untuk penyakit jantung koroner pada laki-laki maupun wanita ketika semua faktor risiko jantung yang lain dapat dikontrol. Depresi setelah infark miokard berhubungan dengan timbulnya infark kembali dan kematian.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

7 Mitos Seputar Menstruasi

MITOS seringkali dipercaya, berkembang dalam masyarakat dengan penyampaian informasi yang kurang tepat, kurang lengkap, bahkan terlalu berlebihan. Hal ini menimbulkan sikap antipati, defensif bahkan diskriminasi pada situasi tertentu. Sesudah mitos mengenai seksualitas, ternyata mitos mengenai menstruasi juga beredar dalam masyarakat dan turun temurun diberitahukan. Beberapa di antaranya: 1. Menstruasi membuat tubuh menjadi lemah. Hasil penelitian menyebutkan bahwa darah menstruasi yang keluar banyaknya kira-kira hanya 150 ml atau sekitar empat sampai enam sendok saja. Jadi tidak benar kalau tubuh akan menjadi lemas hanya karena Anda sedang menstruasi. 2. Sedang menstruasi berarti sedang sakit. Justru sebaliknya, menstruasi adalah proses alami yang dialami oleh setiap perempuan produktif. Menstruasi berarti perempuan tersebut sehat dan sistem reproduksinya bekerja dengan normal sebagaimana mestinya. 3. Ingin menstruasi lancar, sering-seringlah minum soft drink. Banyak yang percaya sela...

Aktivitas Pencegah Osteoporosis

JANGAN sampai osteoporosis terus mencuri tulang Anda. Untuk mencegah datangnya si pencuri tulang bisa dilakukan melalui kegiatan hobi yang menyenangkan. Aktivitas apa saja yang bisa membantu tulang tetap kuat? Berkebun Mengangkat pot, menyeret karung berisi tanah, dan menggali lubang bermanfaat dalam membentuk massa tulang, dibandingkan dengan hanya berjongkok atau merangkak, yang juga sering dilakukan ketika seseorang sedang berkebun. Olahraga air Banyak olahraga air yang dapat memberi latihan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh tulang. Misalnya, olahraga layar dan selancar yang membuat tubuh banyak bergerak. Mengatur keseimbangan tubuh saat melawan gelombang juga merupakan tugas yang sangat berat. Menari Semua jenis tari akan menjadi latihan yang baik bagi tulang selama semua gerakan dilakukan dengan semangat dan benar. Tari ball-room, swing, atau hip-hop bisa membantu memperbaiki keseimbangan serta postur tubuh, dan mungkin akan membantu mencegah seseorang dari terjatuh dan bungkuk sa...

Tingkatan Usaha Pencegahan

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah : a) Masa sebelum sakit 1. Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion) Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya : Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. Pendidikan kesehatan kepada ma...