Skip to main content

Obesitas Berisiko Kanker

TAK banyak wanita yang mengetahui bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko untuk terkena berbagai macam kanker. Setidaknya itulah kesimpulan studi yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal kebidanan dan kandungan, baru-baru ini.

"Banyak wanita yang kurang mengetahui informasi perihal kelebihan berat badan dan risikonya.Terkait kanker, hal yang mengkhawatirkan adalah keganasan kandungan dan kanker endometrium (selaput rahim)," ujar salah seorang tim peneliti studi tersebut, Dr Pamela T Soliman, dari Anderson Cancer Center di Houston. "Kita harus mengedukasi pasien dengan lebih baik lagi," sebutnya.

Soliman dan timnya menyimpulkan, wanita yang kelebihan berat badan (overweight) berpotensi empat kali lebih besar terkena kanker di saluran rahim, sementara wanita obesitas berisiko enam kali lipat. Mereka juga berisiko tinggi terkena kanker payudara dan kanker usus.

Kelebihan berat badan rupanya juga dapat meningkatkan risiko kematian pada pasien kanker, terutama kanker endometrium. Pasien wanita pengidap kanker yang kelebihan berat badan akan berisiko 6,25 kali lebih tinggi untuk meninggal akibat penyakitnya itu.



Dalam studi tersebut, Soliman dan timnya melibatkan partisipan sebanyak 1.545 wanita. Sebanyak 28 persen partisipan memiliki berat badan ideal, 24 persen kelebihan berat badan (overweight), dan 45 persen obesitas. Mayoritas partisipan (91 persen) juga merupakan peserta asuransi kesehatan. Setelah dilakukan studi, hanya 42 persen partisipan yang tahu bahwa obesitas meningkatkan risiko kanker endometrium, dan 53 persen yang paham bahwa kanker usus dapat terkait obesitas. Sementara partisipan yang sadar bahwa berat badan berlebih dapat meningkatkan risiko kanker payudara hanya sekitar 54 persen.

Para wanita yang terlibat dalam penelitian tersebut berasal dari kalangan terdidik lulusan universitas, bahkan program spesialis, mereka juga ikut asuransi. "Bahkan, pasien yang secara rutin kontrol ke dokter juga tidak sadar bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko mereka untuk terkena beragam kanker," katanya prihatin.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen

Garis Besar Usaha Kesehatan

PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu : 1. Usaha pencegahan (usaha preventif) Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu : Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah Pemeriksaan dan p

Kenali Beberapa Pemicu Bayi Besar

Badan yang subur acap kali dijadikan salah satu indikator kemakmuran seseorang. Demikian halnya anggapan yang salah di kalangan masyarakat yang kerap menganggap anak gemuk itu lucu dan sehat. Padahal tidak demikian, kelebihan berat badan (overweight) apalagi obesitas saat ini sudah menjadi sebuah epidemi global yang perlu segera diatasi dan dicegah karena dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan. Tak hanya pada orang dewasa, kegemukan yang terjadi sejak masa kanak-kanak dapat menyuramkan kondisi kesehatan si anak pada kemudian hari. Dengan kata lain, anak yang kegemukan sejak kecil diprediksi bakal lebih cepat mengalami gangguan kesehatan. Sejumlah studi bahkan menyimpulkan, anak-anak yang kelebihan berat badan sejak usia kurang dari 10 tahun akan menghadapi ancaman stroke pada usia 40, bahkan bisa dimulai sejak usia 30. Cukup menyeramkan kan? Nah, terkait janin besar, memang ada kemungkinan si bayi mencapai berat badan normal seiring pertumbuhannya. Namun, perlu dipahami bahwa bobo