Skip to main content

Anak Bisa Alami Stres

PERASAAN tertekan atau stres sering kali menghinggapi orang dewasa. Di balik keluguan dan dunia bermainnya, anak-anak juga bisa mengalami stres.

Stres sering kali dianggap hanya milik orang dewasa, padahal perasaan ini pun dapat dirasakan oleh balita (bawah lima tahun). Disadari atau tidak, setiap anak mengalami stres.

Yang dimaksud dengan stres ialah respons alami untuk bereaksi terhadap ancaman yang nyata maupun tidak nyata. Maka tak heran ketika stres menghampiri, tubuh memberikan respons seperti denyut jantung dan pernapasan menjadi lebih cepat dan otot-otot terasa tegang.

Bettie B Youngs, penulis dari buku Stress and Your Child: Helping Kids Cope With the Straings and Pressure of Life mengatakan, anak-anak dapat menghadapi dua tipe stres. Tipe pertama adalah stres normatif yang timbul dari perkembangan anak pada usia. Misalnya, stres ketika belajar berjalan, berbicara, menggunakan toilet atau mencoba berteman.



"Namun, perasaan stres yang dihadapi anak merupakan sesuatu yang produktif untuk membantu perkembangan anak, serta membantunya lebih mandiri," ujar Bettie.

Kemudian, stres tipe yang kedua adalah yang berhubungan dengan perubahan pada kehidupan anak. Keadaan ini biasanya membingungkan dan membuat anak sedih. Kejadian yang dapat memicu stres tipe ini seperti perceraian orangtua, pindah rumah, kematian, persaingan antarteman atau kegiatan sekolah yang berlebihan.

Bettie menuturkan, ada dua kelompok anak berdasarkan intensitas stres. Pertama, anak yang memiliki ambang stres rendah dan anak yang tidak mudah terkena stres. Umumnya, anak yang ambang stresnya rendah sangat mudah tertekan atau stres.

"Misalnya, anak akan menangis ketika berhadapan dengan orang lain atau tidak dibelikan mainan," kata Betty.

Intensitas stres pada anak juga dapat dikaitkan dengan masa kehamilan. Jika ibu mengalami tekanan atau penolakan saat hamil, maka akan berdampak pada kondisi psikologis bayi.

Psikolog Medicare Clinic Anna Surti Ariani mengungkapkan bahwa sebenarnya stres bisa saja dialami anak sejak ia bayi. Biasanya, perasaan tersebut timbul secara terbatas ketika kebutuhan bayi tidak terpenuhi.

Seiring dengan usianya, maka ketika anak menginjak usia satu tahun, stres yang dirasakannya berkembang.

"Misalnya ketika si anak satu tahun selalu dilarang banyak hal oleh orangtuanya. Atau, ketika anak usia dua tahun, yang bingung ketika mencoba mainan barunya. Maka dia bisa merasakan stres," ujar Nina, sapaan akrab dari Anna Surti Ariani.

Jika stres yang dirasakan anak kemudian membuatnya terus mencoba, maka Nina menyebutkan bahwa perasaan tersebut justru stres yang positif. Yang akan membantu anak untuk terus mengembangkan kemampuannya.

"Stres positif jika memiliki ciri-ciri membuat anak terus mencoba dan terpacu. Sebaliknya, stres negatif justru akan membuat anak uringuringan, pusing atau lemas," ujar Nina yang juga aktif dalam Yayasan Pembina Pendidikan Adik Irma, Jakarta Selatan.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatan Usaha Pencegahan

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah : a) Masa sebelum sakit 1. Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion) Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya : Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. Pendidikan kesehatan kepada ma...

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen...

Aktivitas Pencegah Osteoporosis

JANGAN sampai osteoporosis terus mencuri tulang Anda. Untuk mencegah datangnya si pencuri tulang bisa dilakukan melalui kegiatan hobi yang menyenangkan. Aktivitas apa saja yang bisa membantu tulang tetap kuat? Berkebun Mengangkat pot, menyeret karung berisi tanah, dan menggali lubang bermanfaat dalam membentuk massa tulang, dibandingkan dengan hanya berjongkok atau merangkak, yang juga sering dilakukan ketika seseorang sedang berkebun. Olahraga air Banyak olahraga air yang dapat memberi latihan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh tulang. Misalnya, olahraga layar dan selancar yang membuat tubuh banyak bergerak. Mengatur keseimbangan tubuh saat melawan gelombang juga merupakan tugas yang sangat berat. Menari Semua jenis tari akan menjadi latihan yang baik bagi tulang selama semua gerakan dilakukan dengan semangat dan benar. Tari ball-room, swing, atau hip-hop bisa membantu memperbaiki keseimbangan serta postur tubuh, dan mungkin akan membantu mencegah seseorang dari terjatuh dan bungkuk sa...