Skip to main content

Konsumsi Daging Berlebihan Sebabkan Kanker

WASHINGTON - Hati-hati bila Anda terlalu sering makan daging merah (daging sapi). Sebuah penelitian di Amerika Serikat menjelaskan orang yang terlalu sering mengkonsumsi daging merah dan olahan daging mempunyai resiko lebih tinggi terkena kanker.

Studi terbaru tersebut menunjukkan hubungan antara daging dan kanker lambung. Dalam penelitian itu juga dinyatakan bahwa orang yang terlalu banyak makan daging mempunyai resiko tinggi terkena kanker hati dan esophageal. Sedangkan bagi pria, terlalu banyak mengkonsumsi daging juga memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker pankreas.

"Mengurangi konsumsi daging dan olahan daging dapat mengurangi resiko terserang kanker," ujar Dr Amanda Cross dan koleganya di US National Cancer Institute dalam sebuah tulisan yang dipublikasikan di jurnal Public Library of Science PLoS Medicine.



Penelitian yang menggunakan 500.000 orang dengan usia berkisar antara 50 hingga 71 tahun ini juga berhubungan dengan sebuah studi yang dilakukan AARP (American Association for Retired Persons). Perlu diketahui juga bahwa selama delapan tahun terakhir ini telah terdapat 53.396 kasus kanker yang didiagnosa oleh tim ini.

"Secara statistik, sekitar 20 hingga 60 persen orang yang terserang kanker esophageal, kolorektal, liver, dan lambung adalah orang yang mempunyai konsumsi tinggi terhadap daging (sapi)," tulisan penelitian tersebut yang dilansir Reuters, Rabu (12/12/2007).

"Selanjutnya, konsumsi daging merah juga berhubungan dengan meningkatnya resiko terserang kanker esophagus dan liver," lanjut laporan penelitian tersebut.

Daging merah sendiri saat ini lebih dikenal dengan daging sapi, daging babi, dan daging biri-biri. Sedangkan yang termasuk olahan daging adalah sosis daging dan hot dogs.

"Daging dapat menyebabkan kanker dan beberapa peneliti mencatat sumber zat lemak dan zat besi mempunyai kebebasan untuk bergabung dengan karsinogenesis," peneliti menulis.

Daging juga sumber beberapa zat kimia yg diketahui menyebabkan mutasi DNA, termasuk komponen N-nitroso (NOCs), heterosiklik amino (HCAs) dan polycyclic aromatic hydrocarbon (PAHs).

Jeanine G dari Universitas Georgetown di Washington dan Anita K dari Universitas Montreal menyatakan, penemuan ini juga didukung oleh penelitian yang lain.

"Hubungan antara pengkonsumsian daging dengan resiko kanker telah dilaporkan dalam lebih dari 100 penelitian secara epidemik dari beberapa negara terkait penyajian makanan," mereka menulis dalam sebuah komentar.


(tty)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen

Garis Besar Usaha Kesehatan

PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu : 1. Usaha pencegahan (usaha preventif) Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu : Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah Pemeriksaan dan p

Kenali Beberapa Pemicu Bayi Besar

Badan yang subur acap kali dijadikan salah satu indikator kemakmuran seseorang. Demikian halnya anggapan yang salah di kalangan masyarakat yang kerap menganggap anak gemuk itu lucu dan sehat. Padahal tidak demikian, kelebihan berat badan (overweight) apalagi obesitas saat ini sudah menjadi sebuah epidemi global yang perlu segera diatasi dan dicegah karena dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan. Tak hanya pada orang dewasa, kegemukan yang terjadi sejak masa kanak-kanak dapat menyuramkan kondisi kesehatan si anak pada kemudian hari. Dengan kata lain, anak yang kegemukan sejak kecil diprediksi bakal lebih cepat mengalami gangguan kesehatan. Sejumlah studi bahkan menyimpulkan, anak-anak yang kelebihan berat badan sejak usia kurang dari 10 tahun akan menghadapi ancaman stroke pada usia 40, bahkan bisa dimulai sejak usia 30. Cukup menyeramkan kan? Nah, terkait janin besar, memang ada kemungkinan si bayi mencapai berat badan normal seiring pertumbuhannya. Namun, perlu dipahami bahwa bobo