Skip to main content

Serangan Jantung, Tangani Sebelum 6-12 Jam!

TERNYATA, ada korelasi cukup tinggi antara pola kerja, pengelolaan stres, peningkatan kolesterol, serta potensi meningkatnya serangan jantung. Hal-hal inilah yang kerap kali kurang mendapat perhatian dari masyarakat.

Memotret kehidupan kota besar saat ini, terlihat adanya kecenderungan bahwa usia penderita semakin muda. Angka insiden pada profesional muda usia 30-an atau usia produktif juga semakin banyak. Tidak hanya di Indonesia, sebagai negara berkembang tetapi juga negara maju.

Hal itu tentu saja dipicu gaya hidup tidak seimbang; stres, kurang istirahat, olahraga tidak teratur, merokok, dan pola makan tidak sehat. Selain, kolesterol tinggi, hipertensi, kegemukan, dan diabetes mellitus sebagai faktor risiko lain.



Tak lebih 6-12 jam

“Faktanya, lebih banyak pria yang menderita penyakit jantung dibanding wanita. Kemudian, kebanyakan berusia di atas 40-50 tahun,” jelas DR dr Muhammad Munawar, SpJP (K), FIHA, FESC,FACC, FSCAI, FAPSIC, FASCC, FCAPSC, ahli penyakit jantung RS Khusus Jantung Binawaluya.

Pasien yang mendapatkan serangan jantung, ditegaskan DR Munawar, harus memeroleh penanganan segera, tidak lebih dari 6-12 jam. Jika terlambat, nyawa taruhannya. Pertolongan pertama adalah pemberian obat tromboliasis.

“Obat harus diberikan maksimal enam jam pertama serangan agar gumpalan darah bisa hancur. Efektivitasnya 70 persen. Hasil akan lebih bagus jika diberikan pada tiga jam pertama. Jika dengan cara ini pasien tak juga tertolong, bisa diambil tindakan lain, yakni PCI (Percutaneous Corronary Intervension),” katanya.

Panca usaha SEHAT

Lewat situsnya, Yayasan Jantung Indonesia mengampanyekan prinsip SEHAT sebagai pedoman dalam berperilaku hidup bebas potensi serangan jantung. SEHAT merupakan singkatan dari Seimbang gizi, Enyahkan rokok, Hadapi dan atasi stres, Awasi tekanan darah, dan Teratur berolahraga.

Mencari pertolongan medis segera untuk menangani serangan jantung memang penting, tapi terpenting adalah diagnosis dini dan pencegahan dengan pola hidup seimbang.


(ftr)
Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen

Garis Besar Usaha Kesehatan

PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu : 1. Usaha pencegahan (usaha preventif) Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu : Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah Pemeriksaan dan p

Kenali Beberapa Pemicu Bayi Besar

Badan yang subur acap kali dijadikan salah satu indikator kemakmuran seseorang. Demikian halnya anggapan yang salah di kalangan masyarakat yang kerap menganggap anak gemuk itu lucu dan sehat. Padahal tidak demikian, kelebihan berat badan (overweight) apalagi obesitas saat ini sudah menjadi sebuah epidemi global yang perlu segera diatasi dan dicegah karena dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan. Tak hanya pada orang dewasa, kegemukan yang terjadi sejak masa kanak-kanak dapat menyuramkan kondisi kesehatan si anak pada kemudian hari. Dengan kata lain, anak yang kegemukan sejak kecil diprediksi bakal lebih cepat mengalami gangguan kesehatan. Sejumlah studi bahkan menyimpulkan, anak-anak yang kelebihan berat badan sejak usia kurang dari 10 tahun akan menghadapi ancaman stroke pada usia 40, bahkan bisa dimulai sejak usia 30. Cukup menyeramkan kan? Nah, terkait janin besar, memang ada kemungkinan si bayi mencapai berat badan normal seiring pertumbuhannya. Namun, perlu dipahami bahwa bobo