Skip to main content

Waspadai Penyakit Pencuri Tulang

PENGEROPOSAN tulang biasanya terjadi tanpa gejala yang berarti. Tak heran banyak orang tak menyadari kedatangannya. Padahal bila dibiarkan, penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan.

“The silent Thief” begitulah julukan penyakit osteoporosis. Memang penyakit ini kerap kali datang tanpa gejala. Pelan tapi pasti “Si pencuri tulang” ini terus menggerogoti tulang hingga keropos. Penderita baru menyadari saat kondisi sudah parah. Maka dari itu, sebaiknya mulai sekarang Anda mewaspadainya. Kalau perlu antisipasi datangnya osteo porosis sejak dini.

Dokter spesialis ortopedi dari Rumah Sakit Jakarta, Dr H Subagyo SpB-SpOT menuturkan, osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan disertai kerusakan mikroarsitektur jaringan. Kelainan ini menyebabkan kerapuhan tulang sehingga terjadi peningkatan risiko fraktur. “Penyakit ini lamakelamaan akan mencuri tulang si penderita,” tuturnya.



Osteoporosis disebabkan oleh beberapa hal. Faktor usia adalah yang terbesar kontribusinya. Buktinya penyakit ini paling rajin menyambangi para wanita yang telah mengalami menopause. Hal tersebut dikarenakan pengaruh hormon estrogen yang memengaruhi tulang. Pada wanita menopause, hormon tersebut turun sebanyak 20 persen, dan itu bisa menyebabkan tulang rusak maka terjadilah osteoporosis.

Subagyo melanjutkan, ada beberapa penyebab terjadinya osteoporosis lainnya, yaitu secara alamiah karena proses menua (di atas 70 tahun), kurangnya aktivitas fisik, terlalu banyak mengonsumsi obat yang mengandung steroid (umumnya pada penderita asma dan rematik). Penyebab lainnya antara lain berlebihan mengonsumsi alkohol, rokok, dan kopi. Osteoporosis juga bisa terjadi karena penyakit kronis yang mengganggu metabolisme tulang, seperti diabetes yang menahun, penyakit lever sirosis, hypertyroid (gondok), tumor kelenjar pituitarym, tumor tulang, dan lainnya.

“Jangan pernah mendiamkan tanda-tanda terjadinya osteoporosis, karena osteoporosis ini adalah penyakit tanpa gejala, jarang pasien menyadari dia terkena penyakit ini,” kata dokter yang juga menjadi staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

Dijelaskan oleh Subagyo, proses terjadinya osteoporosis berawal dari pembentukan tulang (osteoblas) dan proses penyerapan tulang (osteoclast) berjalan dengan seimbang. Namun pada saat memasuki usia 30 tahun, osteoclast menjadi lebih dominan (menonjol), akibatnya lebih banyak terjadi penyerapan tulang daripada pembentukan tulang sehingga kepadatannya (densitas) tulang berkurang, semakin lama semakin rapuh dan keropos lalu terjadi kerapuhan pada tulang (osteoporosis).

“Tulang yang keropos menjadi mudah patah (fraktur) walaupun dengan trauma yang ringan saja,” tambah dokter yang berpraktik di RS Siaga Raya kawasan Pasar Minggu. Beberapa dampak yang ditimbulkan penyakit ini antara lain nyeri pada tulang, tubuh semakin lama semakin memendek (membungkuk). Osteoporosis juga menyebabkan tulang mudah patah sehingga berisiko mengalami cacat atau lumpuh. Bila sudah begini, penderita butuh biaya perawatan besar, ketergantungan pada orang lain, kualitas hidup menurun, bahkan kematian.

“Untuk mengetahui terjadinya osteoporosis bisa dilakukan dengan cara mendeteksi tulang. Deteksi bisa dilakukan melalui alat yang disebut bone densitometry. Selain itu, osteoporosis pemeriksaan laboratorium: penanda biokimia, dan dengan pemeriksaan radiologi,” ucap dokter lulusan Universitas Airlangga, Surabaya ini.

Dokter spesialis bedah ortopedi yang juga dari RS Jakarta, Dr Muki Partono SpBO menyatakan, apabila pendeteksian sudah dilakukan maka apabila seseorang sudah terdeteksi osteoporosis, salah satu cara penyembuhan dapat dilakukan operasi.

“Untuk melakukan operasi osteoporosis perlu dilakukan beberapa tahap persiapan seperti perencanaan, sterilitas, melakukan scan atau kontrol X-ray pada tulang yang ingin dioperasi dan lainnya,” jelasnya.

Muki menambahkan, apabila penyakit ini terasa di pergelangan tangan di mana pergelangan tangan menjadi bengkak, sangat sakit, kekuatan genggam akan berkurang, yang mengharuskan dioperasi dan biasanya nyeri dan kaku pada pergelangan dan jari menetap walaupun setelah operasi, maka hal tersebut masih harus dilakukan penanganan.

“Penanganan yang tepat pada masalah tersebut adalah dengan penanganan konservatif, yaitu menggunakan gips,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia.



(Koran SI/Koran SI/tty)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen

Garis Besar Usaha Kesehatan

PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu : 1. Usaha pencegahan (usaha preventif) Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga,  kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu : Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah Pemeriksaan dan p

Kenali Beberapa Pemicu Bayi Besar

Badan yang subur acap kali dijadikan salah satu indikator kemakmuran seseorang. Demikian halnya anggapan yang salah di kalangan masyarakat yang kerap menganggap anak gemuk itu lucu dan sehat. Padahal tidak demikian, kelebihan berat badan (overweight) apalagi obesitas saat ini sudah menjadi sebuah epidemi global yang perlu segera diatasi dan dicegah karena dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan. Tak hanya pada orang dewasa, kegemukan yang terjadi sejak masa kanak-kanak dapat menyuramkan kondisi kesehatan si anak pada kemudian hari. Dengan kata lain, anak yang kegemukan sejak kecil diprediksi bakal lebih cepat mengalami gangguan kesehatan. Sejumlah studi bahkan menyimpulkan, anak-anak yang kelebihan berat badan sejak usia kurang dari 10 tahun akan menghadapi ancaman stroke pada usia 40, bahkan bisa dimulai sejak usia 30. Cukup menyeramkan kan? Nah, terkait janin besar, memang ada kemungkinan si bayi mencapai berat badan normal seiring pertumbuhannya. Namun, perlu dipahami bahwa bobo