Skip to main content

Pneumonia, Pembunuh Nomor Satu Balita

BAGI orangtua yang memiliki anak-anak, sebaiknya waspadai penyakit yang satu ini. Penyakit yang menyerang pernapasan ini merupakan masalah yang cukup pelik di Indonesia mengingat angka kesakitan dan kematian yang ditimbulkan.
Menurut laporan UNICEF WHO tahun 2006, Indonesia adalah negara dengan kejadian pneumonia ke-6 terbesar di dunia. Di samping itu, Riset Kesehatan Dasar 2007 juga mencatat pneumonia sebagai salah satu penyebab kematian terbanyak.

Di dunia sendiri, penyakit yang sering diabaikan ini menjadi pembunuh nomor satu balita
di mana lebih dari 2 juta balita meninggal karenanya atau penyebab 1 dari 5 kematian balita di seluruh dunia setiap tahunnya. Tak heran, menurunkan angka kematian balita sebagai salah satu akibat dari pneumonia menjadi target pencapaian Millenium Development Goals 1990–2015.

Pneumonia merupakan penyakit yang sering terabaikan. Selain menyebabkan kematian pada anak, penyakit ini menciptakan beban secara ekonomi dan sosial yang berujung pada kemiskinan. ”Sayangnya, sampai sekarang informasi soal penyakit mematikan ini masih sangat minim di masyarakat. Padahal, memerangi pneumonia adalah strategi penting setiap negara dalam pencapaian tujuan keempat MDGs 2015,” ujar Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Badriul Hegar SpA(K) pada acara seminar media “Upaya Percepatan Penanggulangan Pneumonia” di Jakarta.

Pneumonia adalah proses radang akut pada jaringan paru (alveoli) akibat infeksi kuman yang menyebabkan gangguan pernapasan. ”Berbahaya karena dapat menyebabkan kematian akibat paru-paru tidak dapat menjalankan fungsinya untuk mendapat oksigen bagi tubuh,” kata Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) Kementrian Kesehatan RI Dr HM Subuh MPM.
Pneumonia, Pembunuh Nomor Satu Balita 

Adapun penyebab utama pneumonia sebesar 50 persen oleh Streptococcus pneumoniae atau bakteri pneumokokus, dan 20 persen disebabkan oleh Haemophillus influenzae type B (Hib), selebihnya adalah virus dan penyebab lain.

Hal ini juga dibuktikan oleh berbagai penelitian lain yang memperkuat bahwa kematian anak karena pneumonia dikarenakan oleh dua bakteri pneumokokus dan Hib, yang juga menjadi penyebab utama penyakit meningitis.

Menurut Subuh, karena bakteri terletak di bawah paru-paru, maka sulit untuk mengambil spesimen bakteri tersebut untuk diidentifikasi. Subuh juga mengatakan, ada beberapa kriteria anak yang berisiko tinggi mengidap penyakit ini. Anak dengan sistem pertahanan tubuh yang lemah, seperti anak dengan gizi buruk terutama lantaran tidak diberi ASI eksklusif, kekurangan vitamin A, dan menderita campak.

Subuh juga mengingatkan para orangtua untuk lebih memperhatikan anak dengan kelahiran prematur. Pasalnya, risiko pneumonia juga meningkat pada anak yang lahir prematur atau dengan berat badan rendah.

”Sebab pada saat dilahirkan, bayi prematur belum berkembang sistem pertahanan tubuh dan pernapasannya sebaik anak yang lahir dengan berat badan baik dan cukup umur,” jelasnya.

Karenanya, apabila anak tidak mendapat rangkaian imunisasi yang lengkap, anak tidak memiliki kekebalan terhadap kuman-kuman penyebab pneumonia. Lepas dari itu, orangtua juga perlu mewaspadai paparan asap rokok dan polusi, terutama bila keluarga tinggal di lingkungan padat dengan kadar polusi tinggi. ”Keduanya dapat membuat anak terpapar zat yang membuat iritasi saluran napas dan mengganggu sistem pertahanan pada saluran napas,” kata Subuh lagi.

Gejala pneumonia bergantung pada usia dan kuman penyebab. Biasanya penyakit ini didahului gejala common cold yaitu demam, batuk, atau pilek. Gejala ini juga dapat diiringi dengan nyeri kepala dan hilangnya nafsu makan. ”Perkembangan selanjutnya timbul dua gejala utama lain, yaitu napas cepat dan kesulitan bernapas,” kata Dr I Boediman SpA (K).

Kesulitan bernapas pada anak ditandai dengan napas yang cepat, hidung kembang-kempis, dan pada kasus pneumonia berat terlihat adanya tarikan dinding dada. Pada bayi kurang dari dua bulan, gejala penyakit ini biasanya ditandai dengan tidak mau menyusu, kejang, kesadaran menurun, demam, dan napas menjadi lambat atau tidak teratur.

Ketua Respirologi UKK IDAI Dr Darmawan BS SpA (K) menuturkan, strategi kunci dalam mengendalikan pneumonia adalah menurunkan angka kelahiran bayi prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah, pemberian ASI eksklusif 6 bulan, gizi cukup dan seimbang di semua usia anak, imunisasi (khususnya DPT, campak, Hib, dan IPD), dan yang tak kalah penting menciptakan lingkungan bebas asap dan polusi.

Masalah pneumonia menjadi titik perhatian penuh IDAI. Organisasi profesi ini telah melakukan beberapa program untuk mencapai percepatan penanggulangan pneumonia.

Di antaranya pada 2009 IDAI menyelenggarakan seminar bertujuan meningkatkan kesadaran petugas kesehatan, kader kesehatan, dan masyarakat terhadap penyakit ini.

Sementara tahun lalu pada peringatan World Pneumonia Day 2010 IDAI memfokuskan pada penyebaran informasi melalui media massa. Untuk program selanjutnya, IDAI berencana melakukan simposium mengenai pneumonia, baik untuk kalangan awam, dokter, maupun dokter spesialis anak di seluruh Indonesia.




(SINDO//tty)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatan Usaha Pencegahan

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah : a) Masa sebelum sakit 1. Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion) Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya : Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. Pendidikan kesehatan kepada ma...

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen...

Aktivitas Pencegah Osteoporosis

JANGAN sampai osteoporosis terus mencuri tulang Anda. Untuk mencegah datangnya si pencuri tulang bisa dilakukan melalui kegiatan hobi yang menyenangkan. Aktivitas apa saja yang bisa membantu tulang tetap kuat? Berkebun Mengangkat pot, menyeret karung berisi tanah, dan menggali lubang bermanfaat dalam membentuk massa tulang, dibandingkan dengan hanya berjongkok atau merangkak, yang juga sering dilakukan ketika seseorang sedang berkebun. Olahraga air Banyak olahraga air yang dapat memberi latihan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh tulang. Misalnya, olahraga layar dan selancar yang membuat tubuh banyak bergerak. Mengatur keseimbangan tubuh saat melawan gelombang juga merupakan tugas yang sangat berat. Menari Semua jenis tari akan menjadi latihan yang baik bagi tulang selama semua gerakan dilakukan dengan semangat dan benar. Tari ball-room, swing, atau hip-hop bisa membantu memperbaiki keseimbangan serta postur tubuh, dan mungkin akan membantu mencegah seseorang dari terjatuh dan bungkuk sa...