Skip to main content

Pengaruh Stres Orangtua pada Bayi

MEMPUNYAI buah hati memang menyenangkan. Namun, hati-hati mendekati anak jika Anda sedang dilanda stres. Pasalnya, bayi maupun anak-anak dapat menangkap sinyal negatif ini dan berpengaruh terhadap kesehatannya.

Olla belum genap setahun dianugerahi seorang bayi lelaki. Hanya saja, belakangan ini dia baru menyadari hal yang menarik pada diri sang buah hati. Manakala Olla tengah dilanda stres, bayinya yang bernama Galih, ikut-ikutan menjadi rewel. Contohnya ketika dia sedang terburu-buru menyuapi Galih di tengah kesibukannya, bayi berusia delapan bulan itu pun malah menjadi sulit diatur.

”Dia malah jadi sering melepeh makanannya dan susah bersendawa. Lalu di saat saya kasih makan lagi, dia jadi marah-marah tidak senang,” tutur Olla yang juga wanita karier tersebut.

Bukan hanya Olla yang mengalami hal ini, mungkin saja Anda pun mempunyai pengalaman serupa dengannya. Padahal, Anda beranggapan bayi masih terlampau kecil untuk memahami perkataan kita. Namun kenyataannya, mereka amat peka terhadap emosi dan mood orangtuanya. Jadi, jangan heran jika orangtua sedang stres, bayi pun menjadi terpengaruh. Hal ini dikatakan oleh Andrew Garner MD, seorang dokter anak dari Fakultas Kedokteran Case Western Reserve University.

”Saat orangtua tengah panik, anak-anak pun bisa terpengaruh stres,” papar Andrew yang juga anggota Perhimpunan Dokter Anak Nasional ini.

Hal ini, lanjut Andrew, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, baik pada manusia maupun hewan. Bayi dan anak-anak merupakan makhluk yang paling sensitif. Apabila bayi mengalami stres berlebihan dan pergolakan dalam hidupnya, akan berujung pada konsekuensi jangka panjang.

”Jadi begini, ketika orangtua larut dalam pemikirannya sendiri, mereka menjadi kurang perhatian terhadap kebutuhan si bayi. Yang mana hal ini membuat bayi menjadi tersisih dan takut,” ungkap Andrew.

Anak-anak juga belajar dari apa yang dilihatnya atau disebut dengan tindakan imitasi. Bila dia melihat orangtuanya stres, anak pun akan meniru. Andrew menyarankan agar para orangtua cerdas mengontrol stres. Caranya, dengan menarik napas panjang dan hitung sampai 10. Bila orangtua tidak berhasil mengontrol stres mereka, bukan tidak mungkin anak-anak menjadi suka berteriak, mengadopsi gaya hidup tidak sehat, dan menarik diri dari pergaulannya.

”Semua ini dapat terjadi pada setiap usia,” kata Sandra Weiss PhD DNSc RN FAAN pada webmd.com.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sandra, dia menemukan bahwa bila ibu menunjukkan gejala stres psikologis, anak-anak yang berusia dua tahun misalnya, juga akan memperlihatkan gejala yang sama. Bahkan, kejadian stres ini dapat mengubah perkembangan otak sang anak.

”Terpaan yang panjang terhadap hormon stres dapat berpengaruh pada otak dan fungsi tertentu,” ujar Sandra.

Sandra pun membeberkan serangkaian contoh. Sebut saja ”racun” stres ini dapat mengganggu sirkuit di otak dan memengaruhi perkembangannya. Tingginya tingkat hormon stres dapat menekan respons imunitas tubuh, tubuh pun menjadi mudah terserang penyakit.

Mungkin Anda berpikir karena keseharian Anda dihabiskan dengan deadline di kantor dan pulang ke rumah dalam keadaan stres, Anda mempertaruhkan kesehatan mental sang bayi. Padahal, bukan itu masalahnya. Bayi secara pintar dapat merasakan apakah orangtuanya mengalami stres, seperti halnya bayi Olla.

Bayi atau anak-anak mengalami perubahan detak jantung dan derajat hormon. Namun apabila orangtuanya atau orang yang merawat memberi kenyamanan pada dirinya, mereka akan belajar untuk mengontrol stres yang mungkin melanda. Ini adalah kemampuan hidup yang penting. Apa yang penting sekarang adalah, agar orangtua dapat mengatur tingkat stres mereka.

”Jadi, bayi Anda tidak dipengaruhi oleh stres tersebut. Dengan demikian,situasi tidak perlu bertambah kacau lagi,” kata Sandra.

Yang pasti, semakin bayi tidak dilanda stres, mereka akan merespons lebih banyak pada Anda. Mereka akan makan lebih baik, juga tidur lebih baik.

Nah, jadi bagaimana Anda akan meredakan stres untuk menenangkan sang buah hati? Tidak perlu memusingkan langkah-langkah yang sulit. Sebaliknya, Anda dapat menerapkan solusi sederhana untuk mengatasinya.

”Mungkin terdengar sederhana, namun cobalah untuk melakukan ini. Ambil napas panjang dan keluarkan perlahan sampai hitungan 10,” tutur Sandra.

Tindakan ini otomatis akan menurunkan kerja detak jantung dan membuat tensi lebih rileks. Jadi, mulai sekarang cobalah lebih bersabar dan atur stres dengan lebih baik. Anda tidak ingin si kecil menjadi terpengaruh stres Anda bukan?




(Koran SI/Koran SI/ftr)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatan Usaha Pencegahan

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah : a) Masa sebelum sakit 1. Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion) Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya : Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. Pendidikan kesehatan kepada ma...

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen...

Aktivitas Pencegah Osteoporosis

JANGAN sampai osteoporosis terus mencuri tulang Anda. Untuk mencegah datangnya si pencuri tulang bisa dilakukan melalui kegiatan hobi yang menyenangkan. Aktivitas apa saja yang bisa membantu tulang tetap kuat? Berkebun Mengangkat pot, menyeret karung berisi tanah, dan menggali lubang bermanfaat dalam membentuk massa tulang, dibandingkan dengan hanya berjongkok atau merangkak, yang juga sering dilakukan ketika seseorang sedang berkebun. Olahraga air Banyak olahraga air yang dapat memberi latihan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh tulang. Misalnya, olahraga layar dan selancar yang membuat tubuh banyak bergerak. Mengatur keseimbangan tubuh saat melawan gelombang juga merupakan tugas yang sangat berat. Menari Semua jenis tari akan menjadi latihan yang baik bagi tulang selama semua gerakan dilakukan dengan semangat dan benar. Tari ball-room, swing, atau hip-hop bisa membantu memperbaiki keseimbangan serta postur tubuh, dan mungkin akan membantu mencegah seseorang dari terjatuh dan bungkuk sa...