Skip to main content

Manfaat Imunisasi pada bayi dan anak-anak

IMUNISASI merupakan cara terbaik untuk melindungi anak dari penyakit. Jutaan kematian pun berhasil dicegah lewat imunisasi. Meski demikian, masih banyak anggapan miring terkait dengan pemberian imunisasi, seperti efek samping yang mungkin ditimbulkan.

Cara terbaik untuk mencegah penyakit pada bayi dan anak adalah melalui imunisasi. Terbukti, penggunaan imunisasi sejak diperkenalkan pada abad ke-20 mampu mencegah jutaan kematian di dunia. Di Indonesia sendiri, imunisasi telah dilakukan sejak 1970 pada bayi dan anak. Imunisasi pada dasarnya bertujuan untuk menstimulasi reaksi kekebalan tubuh tanpa menimbulkan penyakit.

Beberapa penyakit infeksi seperti campak, tetanus, polio, atau hepatitis, bisa dicegah dengan imunisasi. Meski tidak semua penyakit infeksi tersebut mengancam jiwa, beberapa penyakit bisa menyebabkan kecacatan.

Teknik pemberian imunisasi pada umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara disuntik atau ditelan. Setelah bibit penyakit itu masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit itu dengan membentuk antibodi. Selanjutnya, antibodi itu akan terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk kemudian melawan penyakit yang mencoba menyerang.

Meski keampuhan imunisasi tidak diragukan lagi, tetap saja masih ada sebagian pihak yang bersikap antipati dengan menolak pemberian imunisasi. Alasannya, kekhawatiran terhadap keamanan dan efek samping yang mungkin timbul dari imunisasi tersebut. Hal ini dibenarkan oleh Prof dr IGN Gde Ranuh SpA (K). Menurut dia, kekhawatiran terhadap keamanan vaksin bisa jadi timbul lantaran informasi salah yang beredar luas di masyarakat. Efek samping yang timbul setelah anak divaksin, menjadi pemicu utama keengganan orang tua memberi vaksin kepada anaknya.

“Misalnya demam atau pegalpegal, hal ini tidak sebanding dengan penyakit yang akan diderita bila anak tidak divaksin. Komplikasi penyakit malah bisa menyebabkan kecacatan, bahkan kematian,” ungkap Gde dalam acara Simposium Nasional Imunisasi Ke-2 di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dilanjutkan Gde, efek samping yang timbul setelah pemberian vaksin ini dikarenakan faktor penyimpanan yang kurang memperhatikan sistem rantai dingin dan cara penyuntikan. Pasalnya, di dalam vaksin terdapat bahan tambahan untuk mencegah kontaminasi dan mempertinggi respons kekebalan. “Maka, vaksin harus disuntikkan ke dalam otot agar tidak menimbulkan bengkak,” ujar Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof Dr Sri Rezeki Hadinegoro SpA (K).

Anggapan lain yang beredar di masyarakat adalah mengenai tidak diperbolehkannya anak untuk melakukan imunisasi apabila kondisi kesehatan mereka tengah menurun. Anggapan ini yang terus dipegang masyarakat sehingga tidak sedikit dari mereka yang melewatkan pemberian imunisasi untuk sang anak. Padahal, anggapan ini tidak benar, Dr Soedjatmiko mengatakan, bayi yang sedang batuk-pilek pun boleh divaksinasi. Asalkan bayi tidak demam dan tidak rewel. Pemberian vaksinasi ditunda satu hingga dua minggu apabila bayi amat rewel.

Penggunaan obat nyeri atau obat penurun panas sebelum maupun sesudah vaksinasi juga diperbolehkan. Sementara pada bayi prematur, pemberian vaksin dimulai sejak usia menginjak dua bulan. Soedjatmiko menyarankan orang tua untuk memberi tahu dokter apabila akibat imunisasi sebelumnya, anak atau bayi menderita panas tinggi, kejang, hingga sakit berat.

Pada vaksinasi berseri, apabila pemberian vaksin tertunda, kekebalan tubuh anak akan kurang optimal meski tidak berbeda banyak. Sel memori kekebalan akan merangsang kekebalan bila diberikan imunisasi berikutnya. Tidak perlu mengulang vaksinasi dari awal, cukup melanjutkan sesuai jadwal. Dianjurkan untuk melakukan vaksin kombinasi guna mengejar keterlambatan.

Adapun demam ringan yang timbul setelah imunisasi, dikarenakan reaksi yang normal sebagai bagian reaksi tubuh ketika membentuk kekebalan dan bersifat individual. Imunisasi berhasil mencegah sejumlah penyakit, sebut saja cacar atau polio. Meski demikian, bukan berarti pemberian imunisasi diberhentikan.

Sebaliknya, meskipun penyakit sudah lenyap, kuman yang menimbulkan penyakit masih tetap ada. Kuman ini mampu menyerang mereka yang tidak terlindung oleh vaksinasi. “Mengingat dewasa ini orang dapat bebas bepergian ke manapun juga, kontak dengan orang asing pun tidak dapat dihindari. Jadi, kuman penyakit ikut terbawa memasuki suatu negara,” kata Sri.

Kendati anak sudah diberikan imunisasi, tidak menjamin anak akan bebas dari penyakit sepenuhnya. Imunisasi memang berhasil merangsang tubuh untuk membentuk antibodi. Jadi, apabila anak masih terkena penyakit, penyakit yang diderita akan lebih ringan dan tidak membahayakan nyawa.



(SINDO//tty)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatan Usaha Pencegahan

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah : a) Masa sebelum sakit 1. Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion) Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya : Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. Pendidikan kesehatan kepada ma...

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen...

Aktivitas Pencegah Osteoporosis

JANGAN sampai osteoporosis terus mencuri tulang Anda. Untuk mencegah datangnya si pencuri tulang bisa dilakukan melalui kegiatan hobi yang menyenangkan. Aktivitas apa saja yang bisa membantu tulang tetap kuat? Berkebun Mengangkat pot, menyeret karung berisi tanah, dan menggali lubang bermanfaat dalam membentuk massa tulang, dibandingkan dengan hanya berjongkok atau merangkak, yang juga sering dilakukan ketika seseorang sedang berkebun. Olahraga air Banyak olahraga air yang dapat memberi latihan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh tulang. Misalnya, olahraga layar dan selancar yang membuat tubuh banyak bergerak. Mengatur keseimbangan tubuh saat melawan gelombang juga merupakan tugas yang sangat berat. Menari Semua jenis tari akan menjadi latihan yang baik bagi tulang selama semua gerakan dilakukan dengan semangat dan benar. Tari ball-room, swing, atau hip-hop bisa membantu memperbaiki keseimbangan serta postur tubuh, dan mungkin akan membantu mencegah seseorang dari terjatuh dan bungkuk sa...