BAYI dan anak-anak prasekolah yang tidak cukup tidur di malam hari akan meningkatkan risiko obesitasnya di kemudian hari. Dalam hal mencegah obesitas, tidur siang bukan merupakan pengganti yang memadai untuk kurangnya tidur malam.
Pada tahap follow up, sebanyak 33 persen kelompok anak lebih muda dan 36 persen kelompok anak yang lebih tua mengalami masalah obesitas. Di antara kelompok anak lebih muda, kurang tidur malam pada tahap baseline dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas di kemudian hari. Demikian temuan baru yang telah diterbitkan dalam jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine, seperti dikutip okezone dari Health24, Rabu (8/9/2010).
Usia kritis di bawah 5 tahun
Di antara kelompok anak yang lebih tua, jumlah tidur pada tahap baseline tidak berhubungan dengan berat badan di kemudian hari (tahap follow-up). Namun, kurang tidur malam selanjutnya akan dikaitkan dengan meningkatnya risiko pergeseran dari berat badan normal menuju kegemukan dan dari kegemukan menuju obesitas.
“Temuan menunjukkan bahwa ada sebuah titik perhatian penting pada anak di bawah usia 5 tahun karena tidur malam hari berpengaruh pada status obesitas usia berikutnya," tulis Janice F Bell dari Universitas Washington, Seattle dan Frederick J Zimmerman dari University of California, Los Angeles.
"Tidak cukup tidur di malam hari pada bayi dan anak-anak usia prasekolah tampaknya menjadi faktor risiko yang berlangsung lama untuk obesitas di kemudian hari, sementara jumlah jam tidur serupa tak begitu memengaruhi status berat badan remaja. Tidur siang tidak memiliki efek terhadap perkembangan obesitas dan bukan merupakan pengganti tidur malam," tambah peneliti.
(ftr)
http://lifestyle.okezone.com
Studi melibatkan 1.930 anak usia 1 bulan-13 tahun, yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok anak yang lebih muda (usia 1-59 bulan) dan kelompok anak lebih tua (usia 5-13 tahun). Data tersebut dikumpulkan pada awal studi (baseline) tahun 1997 dan sekali lagi tahun 2002 (follow-up).
Pada tahap follow up, sebanyak 33 persen kelompok anak lebih muda dan 36 persen kelompok anak yang lebih tua mengalami masalah obesitas. Di antara kelompok anak lebih muda, kurang tidur malam pada tahap baseline dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas di kemudian hari. Demikian temuan baru yang telah diterbitkan dalam jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine, seperti dikutip okezone dari Health24, Rabu (8/9/2010).
Usia kritis di bawah 5 tahun
Di antara kelompok anak yang lebih tua, jumlah tidur pada tahap baseline tidak berhubungan dengan berat badan di kemudian hari (tahap follow-up). Namun, kurang tidur malam selanjutnya akan dikaitkan dengan meningkatnya risiko pergeseran dari berat badan normal menuju kegemukan dan dari kegemukan menuju obesitas.
“Temuan menunjukkan bahwa ada sebuah titik perhatian penting pada anak di bawah usia 5 tahun karena tidur malam hari berpengaruh pada status obesitas usia berikutnya," tulis Janice F Bell dari Universitas Washington, Seattle dan Frederick J Zimmerman dari University of California, Los Angeles.
"Tidak cukup tidur di malam hari pada bayi dan anak-anak usia prasekolah tampaknya menjadi faktor risiko yang berlangsung lama untuk obesitas di kemudian hari, sementara jumlah jam tidur serupa tak begitu memengaruhi status berat badan remaja. Tidur siang tidak memiliki efek terhadap perkembangan obesitas dan bukan merupakan pengganti tidur malam," tambah peneliti.
(ftr)
http://lifestyle.okezone.com
Comments
Post a Comment