Skip to main content

8 Persen Kasus AIDS Terjadi di Tempat Kerja

SEKIRA 60 juta pekerja dan 215 perusahaan menjalankan aktivitasnya di Indonesia. Data menunjukkan, 8 persen kasus AIDS terjadi di lingkungan kerja.

Kementrian Kesehatan RI dalam lima tahun terakhir mencatat, terjadi peningkatan dalam penyebaran HIV/AIDS. Pada 2005, 5.321 orang terinfeksi HIV/AIDS sementara pada September 2010 menjadi 22.726 orang. Indonesian Business Coalition on AIDS (IBCA) menyatakan, lingkungan kantor turut menjadi sarana penyebaran virus mematikan ini.

“Pencegahan adalah cara paling efektif untuk melawan epidemik AIDS. Kita semua bisa melakukan itu termasuk sektor swasta dan dunia usaha. Kesadaran dan kepedulian terhadap HIV/AIDS di lingkungan kerja diharapkan dapat menjadi bola salju guna meningkatkan kesadaran masyarakat yang lebih luas,“ papar Country Manager Indonesian Business Coalition on AIDS, Evodia Iswanti pada Media Briefing “Pekan Kondom Nasional 2010” di Decanter Wine House Plaza Kuningan, Jakarta, Jumat (26/11/2010).

IBCA didirikan oleh tujuh perusahaan multinasional dan nasional (Chevron IndoAsia, BP, Freeport, Unilever, Sinarmas, Gajah Tunggal, Sintesa Group) sebagai koalisi perusahaan yang melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja. Dampak HIV/AIDS sendiri bagi perusahaan adalah menurunkan produktivitas dan profitabilitas.

Ditegaskan Evodia, pentingnya perusahaan memerhatikan masalah HIV/AIDS pada karyawannya memiliki manfaat dalam dua aspek.

"Pertama, dalam isu bisnis. HIV/AIDS menyebabkan perusahaan mengeluarkan biaya sangat besar untuk medical expenses, rekrutmen karyawan baru, pensiun dini, training, dan sebagainya. Semuanya menguras 20 persen profit perusahaan,“ jelasnya.

Evodia memberi contoh kasus perusahaan angkutan di Zimbabwe. Dari 11.500 pekerja, 3400 pekerja terinfeksi HIV, dan biaya yang mereka keluarkan mencapai USD 1 juta.

"Kedua, menurunkan produktivitas. Pekerja menjadi sering absen, pergantian karyawan akan sering terjadi hingga menyebabkan perusahaan kehilangan karyawan terbaiknya, menimbulkan konflik, dan menurunkan moral pekerja,“ tambahnya.

Sementara bagi karyawan, HIV/AIDS menyebabkan berkurangnya penghasilan untuk keluarga, diskriminasi, cap buruk, bahkan PHK dan hilangnya nyawa tulang punggung
keluarga.

Dalam kegiatannya, IBCA memberikan edukasi dan konseling—termasuk menyediakan kondom gratis di beberapa titik perusahaan—bagi karyawan perusahaan yang bergabung dengan IBCA. Evodia menegaskan, biaya penyediaan kondom gratis sebagai bentuk pencegahan jauh lebih sedikit dibanding biaya pengobatan jika karyawan sudah terinfeksi HIV/AIDS.

"Jauh, beda sekali bila dibandingkan dengan biaya perusahaan dan rekrutmen pegawai. Kondom hanya salah satu kegiatan, sebab masih ada pelatihan, konseling, fasilitas pengobatan bagi mereka yang sudah terinfeksi, dan sebagainya. Ada cost effective di dalamnya. Karena jika tidak dilakukan tindakan pencegahan, 20 persen keuntungan perusahaan bisa hilang,” terangnya.

Kegiatan turut menjaga karyawan terinfeksi HIV agar tidak sampai terkena AIDS di mana biasanya butuh 5-10 tahun untuk HIV berkembang menjadi AIDS. Sehingga, karyawan masih tetap produktif.

“Setiap penyakit, apapun, pencegahan akan selalu lebih baik daripada pengobatan. Pengobatan AIDS itu mahal harganya. Belum lagi biaya sosial, misalnya malu bekerja karena khawatir mendapat perlakuan diskriminatif dari lingkungan pekerjaan,“ tegas Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), Dr Nafsiah Mboi SpA MPH pada kesempatan yang sama.



(ftr)
http://lifestyle.okezone.com

Comments

Popular posts from this blog

Tingkatan Usaha Pencegahan

Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha pencegahan itu adalah : a) Masa sebelum sakit 1. Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion) Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya : Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. Pendidikan kesehatan kepada ma...

Aktivitas Pencegah Osteoporosis

JANGAN sampai osteoporosis terus mencuri tulang Anda. Untuk mencegah datangnya si pencuri tulang bisa dilakukan melalui kegiatan hobi yang menyenangkan. Aktivitas apa saja yang bisa membantu tulang tetap kuat? Berkebun Mengangkat pot, menyeret karung berisi tanah, dan menggali lubang bermanfaat dalam membentuk massa tulang, dibandingkan dengan hanya berjongkok atau merangkak, yang juga sering dilakukan ketika seseorang sedang berkebun. Olahraga air Banyak olahraga air yang dapat memberi latihan yang sesungguhnya dibutuhkan oleh tulang. Misalnya, olahraga layar dan selancar yang membuat tubuh banyak bergerak. Mengatur keseimbangan tubuh saat melawan gelombang juga merupakan tugas yang sangat berat. Menari Semua jenis tari akan menjadi latihan yang baik bagi tulang selama semua gerakan dilakukan dengan semangat dan benar. Tari ball-room, swing, atau hip-hop bisa membantu memperbaiki keseimbangan serta postur tubuh, dan mungkin akan membantu mencegah seseorang dari terjatuh dan bungkuk sa...

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah

Menghilangkan Batu Empedu Secara Alamiah oleh Dr Lai Chiu-Nan Ini telah berhasil bagi banyak orang. Apabila kejadian anda demikian juga, ayolah beritahu pada orang lain. Dr. Chiu-Nan sendiri tak memungut biaya untuk informasinya ini, karena itu sebaiknya kita buat ini gratis juga. Ganjarannya adalah bila ada orang yang karena informasi yang anda berikan menjadi sehat. Batu empedu tak banyak dirisaukan orang, tapi sebenarnya semua perlu tahu karena kita hampir pasti mengindapnya. Apalagi karena batu empedu bisa berakhir dengan penyakit kanker. "Kanker sendiri tidak pernah muncul sebagai penyakit pertama" kata Dr.Chiu-Nan. "Umumnya ada penyakit lain yang mendahuluinya. Dalam penelitian di Tiongkok saya menemukan bacaan bahwa orang-orang yang terkena kanker biasanya ada banyak batu dalam tubuhnya. Dalam kantung empedu hampir semua dari kita mengandung batu empedu. Perbedaannya hanya dalam ukuran dan jumlah saja. Gejala adanya batu empedu biasanya adalah perasaan pen...