Tangisan bayi selalu didambakan setiap pasangan baru. Bagaimana bila itu tak kunjung hadir? Memiliki keturunan hasil buah cinta menjadi dambaan setiap pasangan suami istri, apalagi bagi pasangan yang baru saja menikah. Setiap pasutri akan mengusahakan segala upaya, termasuk program bayi tabung.
Kesuksesan teknologi bayi tabung bermula di Inggris pada 1978 dengan kelahiran Louis Brown. Sedangkan di Indonesia, bayi tabung pertama dilahirkan pada 2 Mei 1988 dengan lahirnya Nugroho Karyanto ke dunia.
Program bayi tabung dijalankan jika semua cara tidak berhasil. Pada proses bayi tabung, pembuahan dilakukan di luar tubuh. Setelah embrio terbentuk, kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim. Proses awal, sel telur wanita dan sel sperma pria pada suatu pasangan diambil.
Selanjutnya, sel sperma disuntikkan ke sel telur. Apabila terjadi pembuahan, sel akan membelah dan dimasukkan kembali ke dalam rahim perempuan. Program bayi tabung ditujukan untuk pasangan infertil (tidak subur). Kendati demikian, tidak lantas semua pasangan yang belum dikaruniai keturunan langsung disebut sebagai pasangan infertil. Pasangan dikatakan infertil atau kurang subur setelah mereka melakukan hubungan suami istri secara teratur tanpa memakai kontrasepsi selama setahun.
Penyebab infertilitas juga beragam. Artinya, pria atau wanita berisiko sama. Kenyataannya, pihak wanita sering kali dituding menjadi penyebab kemandulan. Menurut data dari Klinik Yasmin RS Cipto Mangunkusumo selama 2007 mengungkapkan hasil yang membuat kaum Hawa berlega hati.
"Dari sekitar 40 persen pasangan yang ikut program bayi tabung, sekitar 55 persen disebabkan oleh gangguan pada suami," ujar Kepala Program Bayi Tabung Yasmin Dr R Muharram SpOG (K) dalam acara peluncuran Pusat Layanan Terpadu (One Stop Clinic) Klinik Yasmin RSCM.
Gangguan pada suami disebabkan adanya masalah pada produksi dan distribusi sperma. Penyebab produksi sperma disebabkan kegagalan fungsi testis atau buah zakar dalam menghasilkan sperma.
Jika pria mampu menghasilkan sperma, tapi tidak terdistribusi dengan baik, tentu akan menjadi kendala pula. Masalah yang menghambat distribusi biasanya karena terdapat sumbatan saluran sperma yang tidak membuka. Akibatnya, sperma tidak bisa keluar untuk membuahi sel telur.
Selain disebabkan oleh genetika, gangguan hormon testosteron yang menurun turut memicu. Penurunan hormon testosteron karena ada penyakit tertentu, bisa juga disebabkan oleh gaya hidup.
"Secara normal, produksi sperma per cc mencapai 20 juta. Dalam satu siklus tiap 2-3 hari, laki-laki normal mengeluarkan sperma hingga 3cc. Sehingga total sperma yang dikeluarkan 60 juta," ujar Kepala Klinik Yasmin RSCM Dr Andon Hestiantoro, SpOG (K). Siklus ini, lanjut dia, dimaksudkan mengatur frekuensi senggama.
Dalam hal ini, jumlah sperma harus memenuhi untuk mampu membuahi sel telur. Di samping itu, masih dilihat lagi kemampuan renang dari sperma. Sperma yang bagus, bergerak lurus dan cepat. Dilihat dari bentuk, bentuk kepala yang bagus seperti kecebong.
Pada pihak wanita, infertilitas disebabkan oleh kualitas sel telur, bentuk rahim, dan gangguan hormon. Kualitas sel telur meliputi perkembangan telur, sumbatan pada saluran telur serta bentuk rahim normal atau tidak. Adanya endometriosis juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan wanita. Sedangkan, gangguan hormonal estrogen dan progesteron berdampak pada siklus haid yang tidak teratur dan terganggunya proses ovulasi.
Apakah akan terjadi kehamilan kembar atau sex selection? Manajer Operasional Klinik Yasmin Dr Budi Wiweko SpOG menegaskan, bukan kehamilan kembar yang menjadi tujuan program bayi tabung.
Misalnya, pasangan suami istri sudah memiliki anak dengan jenis kelamin yang sama. Kemudian, mereka mengikuti program bayi tabung untuk mendapatkan jenis kelamin tertentu.
"Program bayi tabung tidak boleh dijalankan bila mempunyai tujuan untuk mempunyai anak dengan jenis kelamin tertentu. Kecuali ibu menderita penyakit-penyakit tertentu yang diturunkan berdasarkan genetik. Jika tidak, hal itu tidak dibenarkan," tukas Budi.
Sumber: OkeZone.com
Kesuksesan teknologi bayi tabung bermula di Inggris pada 1978 dengan kelahiran Louis Brown. Sedangkan di Indonesia, bayi tabung pertama dilahirkan pada 2 Mei 1988 dengan lahirnya Nugroho Karyanto ke dunia.
Program bayi tabung dijalankan jika semua cara tidak berhasil. Pada proses bayi tabung, pembuahan dilakukan di luar tubuh. Setelah embrio terbentuk, kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim. Proses awal, sel telur wanita dan sel sperma pria pada suatu pasangan diambil.
Selanjutnya, sel sperma disuntikkan ke sel telur. Apabila terjadi pembuahan, sel akan membelah dan dimasukkan kembali ke dalam rahim perempuan. Program bayi tabung ditujukan untuk pasangan infertil (tidak subur). Kendati demikian, tidak lantas semua pasangan yang belum dikaruniai keturunan langsung disebut sebagai pasangan infertil. Pasangan dikatakan infertil atau kurang subur setelah mereka melakukan hubungan suami istri secara teratur tanpa memakai kontrasepsi selama setahun.
Penyebab infertilitas juga beragam. Artinya, pria atau wanita berisiko sama. Kenyataannya, pihak wanita sering kali dituding menjadi penyebab kemandulan. Menurut data dari Klinik Yasmin RS Cipto Mangunkusumo selama 2007 mengungkapkan hasil yang membuat kaum Hawa berlega hati.
"Dari sekitar 40 persen pasangan yang ikut program bayi tabung, sekitar 55 persen disebabkan oleh gangguan pada suami," ujar Kepala Program Bayi Tabung Yasmin Dr R Muharram SpOG (K) dalam acara peluncuran Pusat Layanan Terpadu (One Stop Clinic) Klinik Yasmin RSCM.
Gangguan pada suami disebabkan adanya masalah pada produksi dan distribusi sperma. Penyebab produksi sperma disebabkan kegagalan fungsi testis atau buah zakar dalam menghasilkan sperma.
Jika pria mampu menghasilkan sperma, tapi tidak terdistribusi dengan baik, tentu akan menjadi kendala pula. Masalah yang menghambat distribusi biasanya karena terdapat sumbatan saluran sperma yang tidak membuka. Akibatnya, sperma tidak bisa keluar untuk membuahi sel telur.
Selain disebabkan oleh genetika, gangguan hormon testosteron yang menurun turut memicu. Penurunan hormon testosteron karena ada penyakit tertentu, bisa juga disebabkan oleh gaya hidup.
"Secara normal, produksi sperma per cc mencapai 20 juta. Dalam satu siklus tiap 2-3 hari, laki-laki normal mengeluarkan sperma hingga 3cc. Sehingga total sperma yang dikeluarkan 60 juta," ujar Kepala Klinik Yasmin RSCM Dr Andon Hestiantoro, SpOG (K). Siklus ini, lanjut dia, dimaksudkan mengatur frekuensi senggama.
Dalam hal ini, jumlah sperma harus memenuhi untuk mampu membuahi sel telur. Di samping itu, masih dilihat lagi kemampuan renang dari sperma. Sperma yang bagus, bergerak lurus dan cepat. Dilihat dari bentuk, bentuk kepala yang bagus seperti kecebong.
Pada pihak wanita, infertilitas disebabkan oleh kualitas sel telur, bentuk rahim, dan gangguan hormon. Kualitas sel telur meliputi perkembangan telur, sumbatan pada saluran telur serta bentuk rahim normal atau tidak. Adanya endometriosis juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan wanita. Sedangkan, gangguan hormonal estrogen dan progesteron berdampak pada siklus haid yang tidak teratur dan terganggunya proses ovulasi.
Apakah akan terjadi kehamilan kembar atau sex selection? Manajer Operasional Klinik Yasmin Dr Budi Wiweko SpOG menegaskan, bukan kehamilan kembar yang menjadi tujuan program bayi tabung.
Misalnya, pasangan suami istri sudah memiliki anak dengan jenis kelamin yang sama. Kemudian, mereka mengikuti program bayi tabung untuk mendapatkan jenis kelamin tertentu.
"Program bayi tabung tidak boleh dijalankan bila mempunyai tujuan untuk mempunyai anak dengan jenis kelamin tertentu. Kecuali ibu menderita penyakit-penyakit tertentu yang diturunkan berdasarkan genetik. Jika tidak, hal itu tidak dibenarkan," tukas Budi.
Sumber: OkeZone.com
Comments
Post a Comment